Unas akan Lebih Ketat

Senin, 30 November 2009 – 02:26 WIB
Suasana pelaksanaan UAN terdahulu di salah satu SMA di Jakarta. Foto: Raka Denny/Jawa Pos.
JAKARTA - Pemerintah berjanji ujian nasional (Unas) bakal jalan terusNamun dengan syarat, akan dilakukan berbagai upaya perbaikan di segala sektor

BACA JUGA: Tahun Depan UN Tetap Digelar

Salah satunya, memperketat pengawasan ujian tersebut
Tujuannya, untuk mengurangi kecurangan yang banyak dikeluhkan masyarakat

BACA JUGA: Mendiknas Belum Terima Putusan MA

Dengan demikian, hasil Unas diharapkan lebih kredibel.

Ketua Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) Djemari Mardapi mengatakan, pihaknya saat ini sedang memperbaiki pelaksanaan unas 2010
"Upaya perbaikan itu bukan karena adanya putusan MA

BACA JUGA: Seleksi CPNS Bakal Ditarik ke Pusat

Tapi, karena kami merespon berbagai masukan masyarakat," terangnya, kemarin (29/11).

Salah satu upaya tersebut adalah memperketat pengawasan unasTahun ini, kata Djemari, peran perguruan tinggi bakal dioptimalkanJika sebelumnya, perguruan tinggi hanya sebagai pengawas dan tidak memiliki kewenangan untuk masuk ruangan ujian, maka tahun ini PTN diberi kewenangan untuk masuk ruangan dan melakukan pengawasan.

Dengan catatan, kehadiran mereka tidak mengganggu ketenangan ujian"Tahun lalu, peran mereka belum optimal karena tidak diperbolehkan masuk ruangan," ungkapnyaSelain itu, pencetakan naskah soal hingga pendistribusian bakal di-handle PTNTahun lalu, tugas tersebut diemban dinas pendidikan provinsiNamun pada 2010, PTN diberi kewenangan penuh untuk mengawal soal UnasTermasuk, mengawal proses scanning lembar jawaban Unas (LJUN).

Tak hanya itu, kata Djemari, mulai tahun depan, Unas tidak boleh diawasi oleh guru mata pelajaran yang diujikan"Kalau tahun lalu masih bolehMisalnya, guru matematika tidak boleh jadi pengawas saat ujian matematika berlangsung," terangnyaHal itu, kata dia, untuk menghindari kemungkinan terjadinya kecurangan.

Upaya perbaikan Unas, kata Djemari, juga bisa dilihat dengan adanya kebijakan ujian ulangMenurutnya, ujian tersebut memberi peluang terhadap siswa yang gagal dalam ujian utamaHal itu berdasarkan survei yang dilakukan BSNP di berbagai daerah"Kebijakan tersebut kami ambil karena semata-mata mempertimbangkan berbagai masukan dari orangtua," ungkapnya.

Djemari mengatakan, tiap tahun BSNP mengevaluasi ujian tersebut dengan mengunjungi berbagai daerahDari survei itu, banyak keluhan datang dari orangtua ihwal penilaian UnasMereka banyak yang protes karena gara-gara anaknya mendapat nilai 4 pada salah satu mata pelajaran, kemudian gagal lulus ujian tersebutPadahal, nilai mata pelajaran lainnya cukup tinggi.

"Karena itu, kami akhirnya akomodir masukan tersebut dengan memperbolehkan ada nilai 4 untuk dua mata pelajaranSedangkan, untuk mata pelajaran lain harus di atas 4,25," paparnyaSementara, secara keseluruhan nilai rata-rata Unas harus 5,5Standar nilai rata-rata minimal itu tidak berubah dibandingkan tahun sebelumnya.

BSNP, kata Djemari, juga segera merespon rekomendasi Komisi X DPR yang meminta agar lembaganya mengkaji lebih dalam pelaksanaan UnasKarena itu, rencananya hari ini BSNP bakal mengagendakan pertemuan bersama Balitbang untuk membahas perbaikan Unas 2010Pertemuan itu juga akan membahas putusan MA"Hasil pertemuan itu nanti kami laporkan kepada Mendiknas," jelasnya.

BSNP juga merespon masukan salah satu anggota Komisi X agar pelaksanaan Unas diubah menjadi ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) seperti yang diterapkan untuk jenjang SD"Kami akan kaji duluTapi, resikonya tinggi karena penyusunan soal diserahkan ke daerahSehingga, dikhawatirkan hasil ujian tidak comparable," ujarnya.

Djemari menambahkan, kendati Unas tetap dilaksanakan, pihak sekolah juga diminta menyiapkan ujian sekolah dengan sebaik mungkinAgar nilai baik siswa tidak bergantung Unas"Karena kalau ujian sekolah siswa tidak lulus, ya, mereka bisa saja tidak lulusKarena ujian sekolah juga menjadi penentu kelulusan," terangnya.

Sementara itu, Kepala Balitbang Depdiknas, Mansyuri Ramli mengatakan, demi perbaikan pelaksanaan Unas, pihaknya meminta agar sekolah dan siswa jujurSebab, berdasarkan penelitian Balitbang, kecurangan dalam penyelenggaraan Unas masih terjadi di berbagai daerahKarena itu, pengawasan ujian bakal diperketatApalagi, prosedur operasional standar (POS) Unas 2010 sudah selesai disusun.

Tak hanya itu, untuk menghindari kasus nilai sama seperti tahun lalu, Balitbang meminta agar peserta didik tidak mempercayai adanya kunci jawaban palsu yang beredar saat ujian berlangsungTahun lalu, kasus tersebut masih marak terjadiAlhasil, ada sekitar 33 SMA yang siswanya terancam tidak lulus 100 persen.

Mengantisipasi persoalan itu, Depdiknas meminta agar peran pihak kepolisian maupun masyarakat ditingkatkanSebab, kasus-kasus seperti itu sudah masuk ranah hukumKarena itu, pengawasan tertutup dari pihak kepolisian bakal diintensifkan.

Sementara itu, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen) Depdiknas, Suyanto menegaskan, bakal menaruh perhatian terhadap daerah terpencil yang nilai Unas-nya dari tahun ke tahun masih rendahMisalnya NTT, Papua, Kalimantan, maupun Bangka-Belitung.

Bentuk perhatian itu, kata Suyanto, salah satunya dengan peningkatan infrastruktur dan fasilitas sekolahTermasuk mutu guru"Kami terus dorong terus agar nilai Unas-nya naik," ungkapnya, kemarinKarena itu, Depdiknas juga meminta agar pemerintah kabupaten/kota berperan untuk meningkatkan nilai siswanya.

Secara umum, kata Suyanto, pelaksanaan Unas berdampak terhadap peningkatan mutu pendidikanDia mengilustrasikan, nilai rata-rata Unas tahun 2009 sudah mencapai 7Sebelumnya, nilai rata-rata itu hanya 6Padahal, nilai rata-rata Unas sendiri masih 5,5"Ini kan sebagai bukti ada peningkatan kualitas," sebut pejabat asal Ngawi itu.

Dari tahun ke tahun, kata Suyanto, nilai rata-rata Unas naikBahkan termasuk untuk sekolah-sekolah non-unggulan"Karena kami terus berupaya membina sekolah-sekolah itu," imbuhnya.

Dia mengatakan, tiap tahun pemerintah berupaya meningkatkan kualitas guru maupun sarana dan prasarana sekolah seperti yang dituntut dalam putusan MAYaitu, dengan menaikan blockgrant fasilitas pendidikan di daerahAkses informasi terhadap sekolah juga ditingkatkanPada 2010, ada 17.500 sekolah yang bakal ditambah koneksi internetnya.

"Semua kami lakukan secara bertahapDengan begitu, tidak benar jika pelaksanaan Unas tidak diikuti dengan perbaikan sarana dan mutu guru," jelasnya.

Suyanto menambahkan, pelaksanaan Unas juga menciptakan budaya positifSalah satunya, siswa terbiasa dan termotivasi belajar dengan giat"Coba kalau tidak ada Unas, belum pasti siswa belajar dengan sungguh-sungguh," ujarnyaKarena itu, dia meminta agar siswa tidak terpengaruh terhadap putusan MA(kit/iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mayoritas Kepala Daerah Sepelekan UN


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler