Unas Rampung, Luncurkan Buku Ke-13

Abdurahman Faiz

Senin, 01 November 2010 – 15:39 WIB
PENULIS CILIK: Abdurahman Faiz, 14 tahun, menunjukkan dua buku tulisannya di rumahnya di Beji, Depok Utara, Jawa Barat. Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos

Usia Abdurahman Faiz kini 14 tahunTetapi, jumlah buku yang dia terbitkan sudah hampir menyalip usianya: 12 buku

BACA JUGA: Salsa Mulai Nulis Naksir-naksiran

Siswa kelas IX SMP Pribadi, Depok, itu sedang menyiapkan buku ke-13 yang akan dirilis tahun depan setelah menjalani ujian nasional (unas).

"Sekarang Faiz berkonsentrasi ke ujian nasional dulu
Setelah itu, baru ke tulisan," katanya

BACA JUGA: Mengunjungi Makkah dengan Wajah Baru (2-habis)

Faiz kini memang mulai beranjak remaja
Saat ditemui di rumahnya di Beji, Depok, Jawa Barat, kemarin (31/10) dia didampingi ibunda Helvy Tiana Rosa yang juga penulis kondang

BACA JUGA: Mengunjungi Makkah dengan Wajah Baru (1)



Penampilan Faiz kini sudah bukan penyair cilik yang imut-imutMengenakan kacamata frame hitam tebal branded, sejumlah jerawat tumbuh liar di dagunya"Nanti, kalau difoto, jerawatnya di-edit dulu ya," kata penulis kelahiran Jakarta, 15 November 1995, itu lantas terkekeh.

Di tengah menjalani padatnya jadwal fullday school, Faiz masih menyempatkan diri menulis meski hanya punya sedikit waktuDia kini menyiapkan buku ke-13Berbeda dengan tema-tema sebelumnya yang cenderung kontemplatif, Faiz mulai merancang tema-tema remaja"Mungkin yang sedikit pop atau kayak teenlit," kata Faiz"Tapi, ya tetap harus punya misi membangun kan Faiz," timpal HelvyFaiz mengangguk.

Nama Faiz mulai populer ketika dia meraih juara Lomba Menulis Surat untuk Presiden yang diselenggarakan Dewan Kesenian Jakarta pada 2003Bahkan, sebelum bukunya terbit, dia pernah diundang almarhum Nurcholish Madjid pada acara peluncuran salah satu buku tulisan tokoh cendekiawan muslim itu.

Buku-buku Faiz yang menjadi bestseller, antara lain, Untuk Bunda dan Dunia yang diterbitkan DAR!Mizan pada Januari 2004Buku pertama itu dimunculkan saat dia berusia 8 tahunBuku keduanya, Guru Matahari, juga terbit pada tahun yang samaBuku itu mendapatkan nominasi Khatulistiwa Literary Award 2005Buku Aku Ini Puisi Cinta mengantarkan dia meraih penghargaan Penulis Cilik Berprestasi dari Yayasan Taman Bacaan Indonesia pada 2005.

Faiz tak hanya jago puisiDia juga bisa menulis esaiKumpulan esai Permen-Permen Cinta Untukmu yang terbit pada 2005 benar-benar laris bak permenPenggemarnya tak hanya anak-anakSaking tersentuhnya dengan buku itu, salah seorang anggota DPR menelepon Tomi Satryatomo, ayah Faiz

"Kalau saya punya duit, saya pengin beli buku ini biar dibagi-bagikan ke semua orang," kata Helvy"Tapi, pas duitnya sudah ada, bukunya yang nggak adaStoknya habis, harus cetak ulang lagi," imbuh Helvy yang juga dosen sastra Indonesia di Universitas Indonesia (UI)Puisi-puisi Faiz memang "mendahului" usianyaDalam Sajak untuk Para Papa, dia menuliskan kepeduliannya kepada orang-orang papa alias miskin
 
  Sebab setelah hujan
  selalu ada seseorang yang datang
  sebagai pelangi
  dan memelukmu.
 
  :aku ingin orang itu selamanya aku

Helvy menuturkan, Faiz mulai mengucapkan puisi-puisinya secara spontan sejak berusia 3 tahunDia baru menulis puisi di komputer saat berusia 5 tahunMenurut dia, kegemaran baca-tulis harus diturunkan ke anak secara alamiahIbu tak boleh memaksaMeskipun maksudnya baik, cara-cara pemaksaan hanya membuat anak terpaksa menjalani

"Ada ibu yang membaca tulisannya Faiz langsung bilang, kalau begini, anak saya juga bisaIni tulisan-tulisan pendek begini gampang bikinnya," kata HelvyMenurut Helvy, persoalannya bukan bisa atau tidak menulis seperti ituYang penting, kata dia, proses baca-tulis terus dijalani anakUrusan diterbitkan untuk dijual, kata dia, belakanganSebab, kalau memang memiliki bakat, akan terlihat dari tulisan-tulisannya"Biarkan saja mereka menulis sesuka merekaYang penting mereka senang dulu," kata salah seorang penulis cerpen terbaik majalah sastra Horison dalam satu dekade (1990-2000) itu(aga/c4/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bebas Panas Abu Vulkanik berkat Tujuh Bantal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler