UNIK! Mentari Lahirkan Bayi saat Gerhana Matahari, nama Anak?

Jumat, 11 Maret 2016 – 19:25 WIB
Foto ilustrasi.dok.Jawa Pos

jpnn.com - DWI Mentari (22), warga asal Desa Kampal, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng, mulai merasakan kesakitan sekitar pukul 11.00 wita, Selasa (8/3) malam.

Mugni Supardi, Parigi Maoutong

BACA JUGA: HOROR! Sempat Hilang, Mengaku Disekap Penguasa Laut

Kehamilannya masih berusia 8 bulan, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dinginkan maka dia bersama sang suami bergegas menuju ke rumah sakit.

Posisi tempat tinggalnya yang hanya berdekatan dengan RSU Anutapura memudahkan pasangan pasutri tersebut untuk mengecek apakah ada pengaruhnya dengan kondisi si cabang bayi.

BACA JUGA: Kisah Sedih Arema Cronus, Tim Spesialis Gagal di Turnamen Besar

“Saya rasa sakit sekali ini perut, sekitar pukul 11 malam. Rumah saya hanya di Jalan Cemara, jadi langsung segera ke sini (RSU Anutapura, red),” cerita Dwi Mentari, kepada Radar Sulteng (Jawa Pos Group) di salah satu ruang perawatan.

Seperti kebetulan, pagi harinya, 9 Maret 016 sekitar pukul 08.10 wita, Mentari serasa ingin buang air besar (BAB). Rupanya pertanda bahwa dirinya akan segera melahirkan.

BACA JUGA: Romantis Banget! Si Cantik Berhijab Merah Ini Dilamar saat Gerhana

“Saya tidak tahu lagi jam berapa saat melahirkan, perkiraan saya sekitar pukul 08.00 Wita. Saya juga tahu kalau bersamaan dengan gerhana matahari,” kata Mentari.  

Data yang diperoleh dari ruang bersalin RSU Anutapura, bayi berjenis kelamin laki-laki itu lahir sekitar pukul 08.15. Jagoan kecil itu lahir ketika posisi gerhana matahari total di Palu diprediksikan BMKG Geofisika sekitar pukul 08.37 wita.

Walaupun bayi lahir secara prematur, namun pengakuan dari ayah si bayi kondisinya sehat-sehat saja. Proses persalinan pun berjalan dengan lancar. Hanya kurang berat badannya saja. Berat badan si bayi 2.100 gram dengan panjang 42 sentimeter.

"Kalau kondisinya Alhamdulillah sehat. Saya merasa bersyukur lahirnya saat fenomena alam seperti ini. Apalagi ibunya sehat dan bayi juga pun demikian, sebenarnya sudah lebih dari cukup,” terang Irman, ayah si bayi.

Imran mengaku belum menyiapkan nama buat anak pertamanya. Bahkan apakah nantinya nama tersebut berkaitan dengan gerhana pun belum terpikirkan olehnya.

“Saya belum tahu, beri namanya siapa. Kalau paman dan bibinya ingin ada kata gerhananya. Mereka masih dalam perjalanan dari kampung, mungkin nanti didiskusikan soal nama saat mereka datang,” ujarnya.

Mentari pun setuju jika memang nama dari si bayi berkaitan dengan fenomena gerhana. “Kalau saya tergantung bapaknya, kalau memang namanya baik secara agama,” kata Mentari yang masih terbaring di atas tempat tidur. (*/hsn/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pria ini Siap Bawa Angklung Terbang Tinggi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler