jpnn.com - JAKARTA – Dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional (HGN), Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Almaka, Kalideres, Jakarta Barat, membuat program menarik, unik.
Semacam acara parents teaching day. Para orang tua siswa bergiliran mengajar di kelas, tempat putra-putrinya setiap hari menimba ilmu.
BACA JUGA: Masalah Tunjangan Guru Madrasah Indramayuti Jadi Perhatian Anggota DPR RI
“Selain bertujuan agar para orang tua siswa merasakan bagaimana mengajar di kelas, juga untuk menjalin kedekatan orang tua siswa dengan pihak sekolah,” terang Desih Yanah, Guru Kelas 4B, SDIT Almaka, kepada JPNN, Jumat (11/11).
Bu Guru berkacamata yang kini masih menempuh pendidikan S2 di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu menyampaikan, program ortu siswa mengajar di kelas ini juga sejalan dengan kurikulum saat ini yang menekankan pembentukan karakter siswa.
BACA JUGA: Duh, Tulisan PGRI di Logo HGN Picu Polemik
Para ortu siswa yang mengajar, lanjutnya, diharapkan berbagi pengalaman tentang profesinya saat ini.
Sekaligus, memberikan motivasi-motivasi postif yang bermanfaat bagi anak.
BACA JUGA: Kesempatan Emas Bagi Guru yang Ingin Dapat Sertifikat Ganda
“Para orang tua bisa memberikan pandangan dan pengenalan berbagai profesi,” imbuh Bu Desih.
Lebih jauh lagi, para orang tua juga bisa mengenal lebih dekat kawan-kawan putri-putrinya di kelas.
Para siswa sendiri cukup antusias menyambut program ini. Hari ini misalnya, salah seorang ortu siswa yang berprofesi sebagai wartawan mendapat giliran pertama “mengajar” di kelas.
Di awal, para siswa ditanya apa cita-cita mereka. Dari 24 siswa kelas 4B, paling banyak memilih menjadi dokter, yakni tujuh siswa.
Sisanya yang lain ada yang bercita-cita menjadi guru, arsitek, disainer, polisi, pemain sepak bola, astronot, masinis.
Ada juga yang pengin jadi penyanyi, petugas pemadam kebakaran, dan juga pilot. Tidak satu pun yang bercita-cita menjadi wartawan.
Si ortu siswa itu lantas memaparkan apa dan bagaimana profesi wartawan.
Bocah-bocah cantik dan ganteng-ganteng itu menyimak dengan serius.
Sesi tanya jawab juga mereka manfaatkan dengan antusias. “Semua profesi kan pasti ada risikonya, kalau wartawan, apa risikonya?” tanya Felita, Ketua Kelas.
Nah, di pengujung “mengajar” singkat ini, yakni hanya sekitar 30 menit, para siswa ditanya, siapa yang bercita-cita menjadi wartawan.
Sreet! Ada 11 siswa yang mengangkat tangan. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendikbud Kaget Mendengar Laporan Pemanfaatan PIP
Redaktur : Tim Redaksi