JAKARTA - Detasemen Khusus 88 Mabes Polri menurunkan anggota terbaik untuk memburu kelompok pelaku bom buku di JakartaPenyidik meyakini, teroris kali ini bergerak dalam unit kecil dan berpindah-pindah
BACA JUGA: Soal Ahmadiyah, Senator Tolak Intervensi AS
Karena itu, strategi pengungkapan juga berubah"Karena mereka mulai memakai sel kecil, maka polanya juga menyesuaikan," kata seorang perwira di lingkungan anti teror kemarin
BACA JUGA: Pengusaha Batu Bara Minta Perlindungan Kapolri
Dia menolak mengungkapkan secara detail metode baru ini.Analisa penyidik, kelompok penyerang ini meyakini bahwa strategi pengeboman bunuh diri atau fidaiyah tidak lagi efektif dan justru dicemooh masyarakat
BACA JUGA: Gamawan: Koruptor Tak Pernah Tenang
"Kelompok seperti berpendapat merekalah golongan thaifah manshurah atau orang-orang yang sedikit namun senantia memperoleh kemenangan dari Tuhan," kata perwira yang fasih berbahasa Arab iniRujukan kitab-kitab yang dipakai kelompok ini pernah diajarkan oleh ustad Amman Abdurahman yang digelari Singa Tauhid
Amman pernah dihukum dalam kasus bom Cimanggis 2004 dan ditangkap lagi dalam kasus pelatihan militer di Jalin Jantho, Aceh tahun 2010Amman divonis 10 tahun penjara Desember 2010 namun mengajukan bandingAmman dalam persidangan membacakan pembelaan atau pledoi berjudul "Yang Bersalah Itu Firaun Bukan Kami"
Unit pembunuh atau Firqotul Maut mempunyai prinsip-prinsip baku yang tidak boleh dilanggar"Salah satunya, tidak boleh menyatakan bertanggungjawab atau mengumumkan aksinya bahkan kepada teman sendiri," katanya
Salah satu referensi model serangan seperti ini menggunakan rujukan Imam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya "Ash-Shoorimu Al-Masluulu Alaa Saabbi Wa Syaatimi Ar-Rosuuli"
Sebuah situs jihad www.anshoruttauhidwassunnahwal jihad.blogspot.com membahas teknik serangan unit kecil itu secara detailData tentang Firqotul Maut dalam situs berbahasa Indonesia itu diupload tanggal 17 Januari 2011 atau tiga bulan yang lalu
Unit ini diduga kuat juga telah melakukan surveillance (pengamatan) cukup lama terhadap Ulil Abshar, Gories Mere, Yapto Soerjosoemarno dan Ahmad Dhani"Mereka terlatih menggunakan identitas palsu, menyamar, membuntuti, memotret, mengambil data lawan secara rahasiaIni juga diajarkan di kamp-kamp Mindanao," tuturnya.
Melacak sel asasin semacam ini membutuhkan kejelian dan decoy (umpan) yang rapi"Kita mendapatkan bantuan dari teman-teman mereka sendiri," ujarnya tanpa merujuk namaYang dimaksud teman sendiri adalah para mantan atau narapidana terorisme yang bersedia membantu polisi memerangi terorisme
Penyidik kini juga telah mempunyai rekaman cctv di Kantor Badan Nasional Narkotika saat buku untuk Komjen Gories Mere diantarkan oleh kurir"Dari rekaman itu akan dicocokkan dengan sketsa Utan Kayu," tambahnya
Secara terpisah, Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri ombes Boy Rafli Amar meminta semua pihak tenang dan bersabar menunggu pengungkapan oleh Polri"Percayalah, tim sedang bekerja keras," kata Boy kemarin
Mantan Kapolres Pasuruan Jawa Timur itu juga meminta agar masyarakat waspada namun tidak panik secara berlebihan"Tidak perlu ragu untuk menghubungi polisiNamun tentunya tidak perlu cemas dan khawatir dalam beraktivitas," katanya
Boy yang juga mantan kanit negosiasi Densus 88 Mabes Polri itu optimistis kelompok peneror buku segera tertangkap"Sudah ada perkembangan positif," katanya.(rdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buya Sebut Indonesia Tanpa Masa Depan
Redaktur : Tim Redaksi