Untuk Urusan yang Satu ini, Bung Karno...

Selasa, 05 Januari 2016 – 06:06 WIB
Bung Karno berlatar lukisan Kawan-Kawan Revolusi. Foto: Public Domain.

jpnn.com - "AKU perlu lukisan itu," kata Bung Karno setelah mendengar penjelasan B.R. Motik. 

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

BACA JUGA: Misteri Hilangnya Lukisan Bung Karno

Motik menyadari betul kekecewaan Bung Karno yang, "seolah-olah hendak mengatakan; Tik, kau tidak tahu apa artinya lukisan itu bagiku. Sayang sekali," ungkapnya dalam buku otobiografinya Motik.

Sekadar mengingatkan, dalam dua serial sebelumnya dikisahkan, suatu hari di zaman Jepang, Bung Karno terpukau hingga berlinangan air mata memandangi sebuah lukisan di kediaman B.R. Motik di Menteng, Jakarta.

BACA JUGA: AMBOI...Berlinang Air Mata Bung Karno Melihat Lukisan Ini (1)

Lama dia merayu Motik agar bisa memiliki itu lukisan. Motik bersitahan lantara itu titipan seorang perempuan Swiss yang sedang ditahan oleh Jepang. 

Karena terus saja dirayu, akhirnya Motik melepas lukisan itu. Bung Karno memajangnya di rumahnya, Jl. Pegangsaan Timur, Jakarta. Sekarang Tugu Proklamasi.

BACA JUGA: Langgam Asmara Si Penggagas Hari Ibu

Saat Bung Karno beserta pemerintahan dan ibukota Republik pindah ke Yogya, perempuan Swiss itu muncul dan meminta kembali lukisannya pada Motik.

Kepada Sjahrir yang menghuni rumah Bung Karno, Motik menceritakan segalanya agar diperkenankan mengambil lukisan itu.

Dan, setelah menyimak cerita Motik, Bung Karno pun langsung berburu. Menggunakan nama samaran sebagai seorang penggemar lukisan, sebagaimana dikisahkan Motik, Bung Karno pasang iklan di berbagai media massa. 

Siapa yang bisa menemukannya diberikan imbalan jasa yang besar. Begitu bunyi iklan itu, kisah Motik.

Menurut Motik, usaha pencarian lukisan itu oleh seorang penggemar karya seni yang telah menjadi presiden, memakan waktu cukup lama. 

Nihil. Perempuan Swiss si pemilik lukisan itu tidak pernah muncul lagi. 

Sampai sebegitunya Bung Karno, apa sih sebenarnya nilai lukisan itu baginya?

Sebelum mengembalikan lukisan itu kepada si perempuan Swiss, Motik terlebih dahulu memperlihatkannya kepada Basuki Abdullah, pelukis terkenal itu.

"Ah, biasa saja. Ada jeleknya, anjingnya kegedean," begitu komentar Basuki Abdullah melihat lukisan yang menggambarkan suasana pasar di Bali, lengkap dengan seekor anjing putih.

Entah di mana lukisan itu kini? (wow/jpnn) 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemberontakan Malam Tahun Baru (3/habis)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler