Usai Debat, Popularitas BEDA Naik di Media Sosial

Senin, 23 November 2015 – 09:36 WIB

jpnn.com - MANADO - Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Benny Mamoto dan David Bobihoe tampil meyakinkan pada debat yang digelar di Sutan Raja BallRoom, Sabtu (21/11). Penampilan pasangan berakronim BEDA ini pun langsung mendapat pujian dan apresiasi di jejaring sosial Facebook. 

Ada kenaikan popularitas BEDA setelah debat karena diyakini mengungguli rivalnya Olly Dondokambey-Steven Kandouw dan Maya Rumantir-Glenny Kairupan. 

BACA JUGA: Penghuni Sungai Sudah Diberi Buah, Korban Hanyut Belum juga Ditemukan

Mereka yang sebelumnya under estimate kepada pasangan BEDA, setelah melihat penampilan BEDA dalam  debat terakhir diperkirakan akan mendukung BEDA dengan memilih nomor urut 3.
Dalam tiga rangkaian debat pilkada Sulut, pasangan BEDA tampak lebih unggul dan berada di atas angin.

Meskipun sempat dizalimi melalui media mainstream, namun BEDA mampu melampui jumlah fans di semua platform media sosial pasangan calon Minggu (22/11). Terbukti usai debat ketiga, pada pukul 12.27 WITA, laman facebook BEDA 51,2 persen melampui engagemenet Olly yang hanya 11.5 persen. Kemudian terlihat total pagelike BEDA 16, 665 melampui pagelike Olly 15,7. 

BACA JUGA: Aktivitas Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Emas Disetop, Akibatnya...

Visi misi BEDA ternyata lebih konkret dan kerjanya nyata, sesuatu yang dibutuhkan rakyat Sulut, bukan cuma hebat pidato saja. Ketika menjawab soal konsep pembangunan di wilayah perbatasan, BEDA sangat meyakinkan menjawabnya sampai-sampai pendukungnnya di BallRoom Sutan Raja histeris.

“Tahun 2010 kami melakukan agenda besar melibatkan 1500 orang termasuk akademisi mengunjungi daerah perbatasan sampai ke Pulau Miangas. Kami melakukan penguatan bagi warga disana. Kami melihat langsung realita kehidupan masyarakat kepulauan,” jawab Benny. 

BACA JUGA: Ada Apa Dengan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang?

Benny menambahkan, membangun daerah perbatasan harus dengan tindakan nyata, menyediakan semua kebutuhan dengan harga normal. Masyarakat daerah perbatasan harus mampu bersaing di era pasar bebas. Dalam konteks kesejahteraan Benny Mamoto secara bernas menjelaskan, pemimpin harus melayani, menghadirkan BBM dengan harga sesuai, mengangkat potensi daerah, perkebunan seperti pala dan lain-lain.

“Pemerintah ke depan harus menjamin pasar dan kestabilan harga. Akses informasi, akses pendidikan, bebas buta aksara. Kita harus kuat menghadapi pasar bebas ASEAN, MEA,” jelas Mamoto.

David Bobihoe yang sangat berpengalaman soal masalah pemerintahan daerah dengan cerdas menjawab pertanyaan dari kandidat OD-SK terkait pengembangan kawasan ekonomi khusus. Menurut David Bobihoe, menciptakan sebuah pemerintahan yang bersih dan efektif harus dari kedalaman hati selain jam terbang keterlibatan dan pemahaman dalam dunia birokrasi juga sangat penting.

“Seringkali kemacetan sebuah program kerja daerah karena ada persoalan birokrasi, dan itu perlu pemimpin berpengalaman yang mengerjakannya" jelas David.

Debat kandidat paslon gubernur ditutup dengan clossing statement Benny Mamoto. Mengutip pernyataan ketua Sinode GMIM, Benny mengatakan bahwa pemilihan Gubernur Sulut harus berjalan dengan cara yang berintegritas.

“Pilihan kita pasti berbeda dan itu biasa. Namun, jangan terjebak dengan politik uang karena itu berseberangan dengan firman-firman Tuhan. Politik uang juga berseberangan dengan revolusi mental" tutur Benny. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Maling Ditelanjangi, Dihajar, Nyaris Dibakar, Akhirnya....


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler