jpnn.com, SAMARINDA - Hilir mudik kendaraan yang melintas di atas Jembatan Baru, Jalan Gatot Subroto, Samarinda, tak membuat empat kawanan anak jalanan (anjal) ketakutan untuk berdiam di bawahnya.
DV, YL, AG dan AR adalah empat anjal yang menjadikan lokasi di bawah jembatan itu sebagai tempat tinggal.
BACA JUGA: Sendirian di Rumah Kosong, Digiring ke Kantor Polisi
Namun, Selasa (30/5) dini hari lalu, kesenangan keempat anjal tersebut sirna.
Tempat tinggal mereka didatangi petugas Satpol PP Samarinda.
BACA JUGA: Ada Barang Terlarang di Balik BH Sang Istri
DV dan kawan-kawannya ternyata menjadikan lokasi itu sebagai tempat untuk berpesta sabu-sabu.
Yang lebih miris, satu dari keempat kawanan tersebut baru berusia delapan tahun. Sedangkan, tiga lainnya berusia 20-22 tahun.
BACA JUGA: Pasangan Suami Istri Lanjutkan Hidup di Penjara
Di hadapan petugas, DV mengaku berasal dari Balikpapan. DV mengaku sering berpesta sabu bersama keempat rekannya setelah seharian mengamen.
Kawanan anjal ini memang beroperasi ngamen di sekitar persimpangan Jalan Kesuma Bangsa dan depan Mal Lembuswana.
Dalam sehari, DV dan rekan-rekannya mengaku bisa dua kali mengonsumsi sabu-sabu di tempat itu.
“Saya baru seminggu tinggal di kolong jembatan itu. Mau pulang ke Balikpapan enggak punya ongkos,” tutur DV, Kamis (1/6).
DV mengaku memiliki masa lalu yang kelam selama di Balikpapan. Kedua orang tuanya sudah acuh kepada dirinya.
Terlebih, selama di Samarinda, dirinya tidak sekali pun dijenguk apalagi dijemput orang tuanya.
“Saya pernah dihubungi. Begitu juga kakak saya di Balikpapan. Namun, enggak juga datang ke Samarinda,” kata DV.
“Ngamen dapat uang. Kadang Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu. Itu saya belikan makanan. Sisanya beli sabu yang dibawa oleh IY,” imbuhnya.
Di sisi lain, Kasi Ops Satpol PP Kota Samarinda Teguh Setyawardana mengatakan, penangkapan kawanan remaja dan bocah itu berawal dari aduan masyarakat sekitar.
”Kami pun bergerak dan mendapati mereka tengah asyik ngobrol gelap-gelapan di bawah jembatan,” terang Teguh.
Petugas menemukan 13 bungkus plastik klip. Dua di antaranya masih berisi sisa sabu-sabu.
“Kami sangat menyesalkan dengan penemuan ini. Bagaiman bisa para remaja ini mengonsumsi sabu. Lebih miris lagi ada anak umur delapan tahun juga ikut menikmatinya,” kata Teguh. (kis/nha)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasutri yang Kompak, Tapi Tak Boleh Ditiru
Redaktur : Tim Redaksi