Viktor Laiskodat Mewajibkan Siswa Sekolah Jam 5 Pagi, Ini Lho Dampak Buruknya pada Anak

Rabu, 01 Maret 2023 – 09:27 WIB
Gubernur NTT Viktor Laiskodat mewajibkan siswa SMA/SMK di Kupang masuk sekolah jam 5 pagi.. ANTARA/Benny Jahang

jpnn.com, JAKARTA - Dewan Pakar FSGI Retno Listyarti mengungkap dampak buruk sekolah jam 5 pagi terhadap tumbuh kembang anak.

Hal itu disampaikan Retno merespons kebijakan Gubernur NTT Viktor Laiskodat yang mewajibkan siswa SMA/SMK di Kota Kupang masuk sekolah pukul 05.00 WITA.

BACA JUGA: Sekolah Jam 5 Pagi Membahayakan Anak, Gubernur NTT Viktor Laiskodat Perlu Tahu

Retno menyebut jika merujuk pada berbagai kajian tentang dampak buruk bagi anak-anak yang kurang istirahat tidur, maka kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi akan berdampak buruk pada tumbuh kembang anak, bahkan kesehatan, dan kemampuan belajarnya.

Dia menjelaskan bahwa usia anak menurut UU Perlindungan Anak adalah 0-18 tahun, apalagi untuk anak-anak berkebutuhan khusus, karena anak-anak SLB juga masuk pukul 5 WITA.

BACA JUGA: Siswa SMA/SMK di NTT Masuk Jam 5 Pagi, Komisi X DPR: Harus Dikaji Matang

Apabila sang anak tidak cukup waktu tidurnya, kata dia, ada dua fase yang sangat mu?n?gkin bisa terganggu. Dalam jangka panjang, kesehatan tubuh dan juga pertumbuhan otaknya dapat terpengaruh, badan jadi mudah lelah, prestasi belajar anak pun bakal jadi taruhannya.

Sebuah studi membuktikan bahwa anak-anak yang kurang jam tidurnya cenderung memiliki mood yang tidak stabil, mudah marah, sulit konsentrasi ketika melakukan sesuatu dan mengalami penurunan kemampuan belajar ketika di sekolah.

BACA JUGA: Aksi RM alias Baret Bikin Kapolda Maluku Irjen Lotharia Latif Meradang

“Tidak hanya untuk saat ini, kemampuan belajarnya bertahun-tahun ke depan juga bisa ikut terpengaruh," kata Bu Retno yang mantan kepala sekolah di Jakarta.

Retno menyebut berdasarkan penelitian yang dipublikasikan pada Journal Academic Pediatrics itu menunjukkan bahwa gangguan belajar, mengingat, dan analisa pada anak usia sekolah dasar dapat disebabkan oleh kurangnya jam tidur saat anak masih berusia balita.

"Jadi, jangan pernah menyepelekan kecukupan tidur anak," ucap mantan komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tersebut.

Menurut Retno, stres dan pola hidup tidak sehat ???kerap menjadi penyebab seseorang kurang tidur, padahal, kebutuhan manusia akan tidur setara dengan kebutuhan dasar lainnya, seperti makan dan bernapas.

"Tidur sangatlah penting bagi tubuh. Pada saat tidur, tubuh akan memperbaiki diri, baik secara fisik maupun mental, sehingga kita merasa segar dan berenergi saat bangun serta siap menjalani aktivitas. Ini penting dan perlu bagi anak-anak yang sedang tumbuh kembang sampai usianya 18 tahun," tutur Retno Listyarti.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fakta Ini Menyulitkan TNI-Polri Membebaskan Pilot Susi Air dari KKB


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler