BACA JUGA: 4 Warga Lhokseumawe Positif HIV/AIDS
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Pandeglang, Muhadi, mengaku prihatin atas kejadian tersebut apalagi sampai menelan korban jiwa
BACA JUGA: Terminal Induk Rajabasa Beres 2010
“Kami melihat bila kasus ini cukup banyak maka harusnya Dinkes sudah menyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB) sehingga penanganan juga serius dan harus digratiskan,” papar Muhadi kepada Radar Banten, Sabtu (12/12).
Anggota Komisi I DPRD Pandeglang ini menyarankan, instansi terkait harus membuat langkah-langkah konkret guna mengatasi bahkan membasmi nyamuk anopheles sebagai nyamuk penyebab penyakit malaria
BACA JUGA: Sertifikat Gratis bagi Tanah Adat
Ke depan, kata Muhadi, harus ada puskesmas di dua daerah tersebut, karena puskesmas yang ada saat ini jaraknya sangat jauhSehingga tak heran ketika penderita merebak, pengobatannya dilakukan di rumah penduduk dan kepala desa.
Kata dia, Dinkes jangan sungkan untuk mengajukan pembangunan puskesmas di daerah tersebutSehingga kejadian seperti ini tak terulang lagi dan langsung bisa ditangani
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam dua pekan terakhir lima warga di Kabupaten Pandeglang meninggal dunia karena terjangkit malariaEmpat warga yang meninggal berasal dari Kampung Kuta Karang Pantai, Desa Kuta Karang, Kecamatan Cibitung, yakni Ijun (12), Narsih (35), Uum (17), dan Asiah (25)Sedangkan terakhir adalah Anis (28), warga Kampung Mantiung, Desa Tanjungan, Kecamatan Cikeusik, yang meninggal dunia pada Kamis (10/12) soreSementara Kecamatan Cibitung dan Cikeusik sudah dinyatakan sebagai daerah endemic malaria karena daerahnya berdekatan dengan laut dan sungai
Berdasarkan data di Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang, sejak 16 September hingga 10 Desember sudah terdapat 474 warga yang terduga (suspect) malaria(aj)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesta Adat Berau Butuh Dukungan Pusat
Redaktur : Tim Redaksi