Wali Kota Minta Guru Tidak Boleh Terlibat LKS

Rabu, 18 Januari 2017 – 03:15 WIB
Wali Kota Batam Muhammad Rudi. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad mengatakan orangtua yang memfotokopi buku ataupun LKS merupakan salah satu cara untuk memenuhi buku pendukung bagi anak dalam belajar.

"Itu sah-sah saja, mungkin mereka butuh untuk penunjang belajar anaknya," kata Wali Kota Batam, M Rudi.

BACA JUGA: Tuntut Ketegasan Pemko Berantas Jukir Liar

Dia menjelaskan, saat ini orangtua menginginkan pelayanan penuh terhadap pendidikan anak mereka. Hal ini tentunya belum bisa diakomodir oleh pemerintah.

Buku tema yang merupakan bantuan dari dana Bantuan Opersional Sekolah (BOS) nyatanya belum bisa mengakomodir kebutuhan peserta didik.

BACA JUGA: Usai Diperiksa, 37 TKI Ilegal Dipulangkan ke Surabaya

"Orangtua diperbolehkan membeli buku asalkan sesuai dengan kurikulum yang telah diatur yakni Kurikulum 2013," sebutnya.

Dia menambahkan, yang penting bukan guru yang memerintahkan untuk memfotokopi atau bahkan guru yang berada di balik pengadaan LKS tersebut.

BACA JUGA: Jelang Imlek, Ikan Dingkis Tembus Rp 150 Ribu Per Kilo

"Sanksinya sudah jelas kan, Pak Wali juga sudah tegas, guru yang masih membandel akan dicopot," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Muslim Bidin enggan mengomentari permasalahan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang masih beredar.

"Saya close lah masalah LKS," ucapnya singkat saat dijumpai di Kantor Dinas Pendidikan Kota Batam, Selasa (17/1).

Dia tetap menegaskan bahwa LKS sudah dilarang dan tidak diakui sebagai bahan ajar. "Sudah jelas semuanya, tidak boleh itu," ujarnya sembari berlalu.

Keberadaan buku Lembar Kerja Siswa (LKS), dinilai membuat para guru malas dan tidak kreatif. Bahkan kegiatan literasi atau aktivitas membaca dan menulis guru-guru di Batam sangat rendah.

"Itu pengakuan Muslim Bidin (Kepala Dinas Pendidikan Batam) sendiri. Malahan untuk membaca satu buku saja dalam sehari guru malah tak ada," ujar Riky Indrakari, Ketua Komisi IV DPRD Batam, kepada Batam Pos, Selasa (17/1).

Menurut politisi PKS tersebut, kegiatan literasi ini sangat penting. Mengingat, guru sebagai pendidik harus mampu memahami pembelajaran serta mampu berikan proses belajar yang kreatif bagi anak didiknya.

"Bagaimana mengajarkan literasi kepada anak didiknya. Jika literasi guru sendiri lemah," imbuhnya.

Maka tak dipungkiri saat ini banyak tenaga pendidik yang hanya mengandalkan LKS. Dan disanalah, kata Riky, celah bagi suplier atau penjual buku untuk memberikan kemudahan bagi guru dengan menjual LKS.

Guru lah yang seharusnya menyiapakan bahan tertulis sebelum pembelajaran dimulai. Termasuk rencana proses pembelajaran (RPP) mengenai tindakan apa yang dilakukan saat melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Ditambahkan Riky, di Jepang saja sebagai negara maju di dunia masih memakai papan tulis dan kapur. Guru mencatat di depan tulis dan siswa mencatat. Sehingga ada aspek kognitif, afektif dalam proses belajar.

"Kita saja yang sok-sokan pakai LKS. Kalau Guru aktif, tak ada yang namanya jual beli LKS," jelasnya. (cr17/rng)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kadisduk Kena OTT, Pengganti Tunggu SK dari Kemendagri


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Buku LKS   Batam  

Terpopuler