Wali Kota Protes Sistem Zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru

Kamis, 08 Juni 2017 – 00:06 WIB
Sistem zonasi penerimaan siswa baru. Ilustrasi Foto: Radar Surabaya/dok.JPNN.com

jpnn.com, BALIKPAPAN - Masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA tinggal menghitung hari. Namun, masih banyak persoalan.

Terutama sistem zonasi yang membatasi calon siswa hanya bisa mendaftar pada sekolah-sekolah terdekat dari tempat tinggal. Hal ini turut diprotes oleh Wali Kota Balikpapan, Kaltim, Rizal Effendi.

BACA JUGA: Pendaftaran PPDB, Orang Tua Siswa Sudah Antre Sejak Subuh di Depan Sekolah

Menurutnya, sistem zonasi dalam PPDB SMA tujuannya baik. “Pemerataan pendidikan. Seperti yang diinginkan oleh Pak Menteri, bahwa tidak ada lagi sekolah itu melulu yang anak-anaknya pintar dan favorit, yang lain tidak,” kata Rizal.

Hanya saja yang menjadi kekhawatiran pihaknya adalah, penyebaran sekolah di Balikpapan yang belum merata.

BACA JUGA: Pria Berbaju Kotak-Kotak Ditangkap Polisi

“Nanti ada satu sekolah seperti SMA 1, kan lingkungan di situ tak bayak permukiman. Padahal ada sekolah lain yang lingkungannya banyak penduduknya. Nanti menjadi bingung ketika kapasitas sekolah enggak cukup. Karena enggak bisa mendaftar lintas zonasi,” tambahnya.

Makanya dia menekankan kembali supaya bagaimana caranya supaya tetap ada peluang bagi calon siswa untuk mendaftar di sekolah pada zona yang lain.

BACA JUGA: Ingat! Tidak Ada Jalur Tes PPDB

Seperti diketahui, Balikpapan dalam petunjuk teknis (Juknis) Nomor 17 Tahun 2017 tentang PPDB SMA yang dikeluarkan 31 Mei lalu oleh Dinas Pendidikan Provinsi, dibagi dalam tiga zona.

Zona 1 meliputi SMA 1, SMA 3, SMA 8. Zona 2 meliputi SMA 2, SMA 6, SMA 9. Zona 3 meliputi SMA 4, SMA 5, SMA 7.

Setiap wilayah sudah dibagi dan ditentukan masuk ke dalam zona mana. Selanjutnya, warga di dalam zona satu tak bisa mendaftar di sekolah yang masuk di zona lainnya. Setiap calon siswa boleh mendaftar di tiga SMA dalam zonanya ditambah satu SMK.

“Tapi ini kan berbeda kondisi sekolah di setiap daerah. Pak menteri mungkin di Jogja atau di Malang, di sana kan memang kota pendidikan, semua tempat ada sekolah,” kata Rizal. Sementara di Balikpapan ada lingkungan sekolah, misalnya SMA 1. Tapi di tempat lain seperti di SMA 5, lebih banyak lingkungan penduduknya.

“Kami lebih khawatir tidak cukup. Ada sekolah yang kelebihan siswa, ada yang kurang. Akhirnya jadi persoalan. Kalau soal anak tak bisa mendaftar di sekolah favorit, mungkin pandangan baru. Tak boleh ada sekolah favorit, dibagi siswa pintar untuk semua sekolah. Itu masih bisa diterima lah,” tambahnya.

Menurutnya Pemkot Balikpapan sudah akan bersurat ke Gubernur Kaltim dan juga ke Menteri Pendidikan.

Namun, karena ada rapat kerja teknis (Rakernis) bersama Disdik Provinsi, maka keluhan ini akan disampaikan dalam rakernis tersebut.

“Ada beberapa yang perlu kami sampaikan salah satunya itu tadi. Nanti kita lihat dulu seperti apa responsnya,” pungkasnya. (rsh2/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 90 Persen Siswa Baru Harus dari Sekitar Sekolah


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler