BADUNG - Warga negara Jepang Hiromi Saitama ditemukan tewas di rumah kontrakannya, Jl Sada Sari 17, Kuta, Badung, Sabtu (26/12) malam laluSaat ditemukan, mayat perempuan berusia 41 tahun itu telanjang dan bersimbah darah
BACA JUGA: PMI Bentuk Satgas Bencana
Kedua kakinya terikat dan tubuhnya penuh luka.Personel Poltabes Denpasar perlu waktu lebih dari tiga jam untuk melakukan olah TKP demi mendapatkan petunjuk pembunuhan tersebut
Motif perampokan dikesampingkan, karena tidak banyak aset berharga korban yang hilang
BACA JUGA: Pansus Perlu Klarifikasi Langsung SBY dan Marsilam
Dugaan sementara, pelaku dikenal baik oleh korbanBACA JUGA: Muhammadiyah Ingin Infotainment Bermuatan Positif
Hal itu terkait dengan ditemukannya kondom di seputar lokasi kejadian," tambah Alit.Sampai Minggu (27/12) kemarin, polisi sudah memeriksa sebanyak 12 saksiSalah satunya adalah suami kedua korbanMenurut informasi, korban sudah dua kali menikah.
Korban juga diketahui sudah lama tinggal di BaliItu diperkuat dengan ditemukannya Kitas (Kartu Izin Tinggal Sementara) yang sudah kadaluwarsa di TKP"Rencananya, 9 Januari 2010 dia dideportasi ke negaranyaTapi, dia tidak mau," kata petugas.
Tetangga korban mengenalnya sebagai pribadi yang akrab dengan warga sekitarTeman korban, Hartono (35), menceritakan bahwa korban selalu berkunjung ke beberapa rumah tetangga kontrakan, meski jaraknya sangat berjauhan (sekitar 200 meter).
Lelaki tersebut menyatakan terakhir bertemu korban pada Jumat (25/12) sekitar pukul 11.00 WITA"Di depan rumah saya, dia nyembah-nyembahTidak tahu, dia itu kadang suka ngomong sendiri," paparnya.
Kebiasaan korban, menurut Hartono, adalah membawa tas plastik berisi minuman kerasKalau punya uang, pasti habis untuk dugem"Kalau tidak punya uang, ngutang-ngutang," tambahnya.
Hartono menyatakan, korban masih berutang Rp 3 juta pada warung makan di depan rumah kontrakannya"Dia bahkan pernah minta uang pada saya Rp 13.000 untuk makan," katanya.
Tetangga sekitar korban mengungkapkan, wanita itu tak pernah bekerjaUntuk kebutuhan sehari-harinya, terkadang korban menerima uang kiriman dari neneknya di Jepang"Tiap bulan neneknya mengirim uang Rp 20 jutaNamun, tidak sampai dua minggu uang itu ludes untuk foya-fota," ungkap seorang tetangganya yang tak mau diidentifikasikan.
Untuk kehidupan rumah tangganya, mereka mengetahui bahwa korban sudah lama bercerai dengan suaminya yang berasal dari Jawa"Dari pernikahan itu, dia dikaruniai satu anakAnaknya ikut bapaknyaSekarang tidak tahu di mana," tandasnya.
Setelah perceraian tersebut, korban menjadi frustrasi bahkan stresSejak itulah korban mulai bertingkah laku seenaknyaDia kerap gonta-ganti pasangan"Korban sering ngajak ABG ke rumah kontrakannya, malah kadang dua," tambah sang tetangga.
Konon, korban suka mengajak para ABG itu pesta seks dan mabuk-mabukan"Setelah itu, biasanya dia memberi uang ke para ABG itu, antara Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu," ujarnya.
Korban mengontrak rumah tersebut dengan tarif Rp 1 juta sebulanUkuran rumahnya cukup besar untuk ditinggali sendiriAda tiga kamar dan satu ruang tamu.
Sayang, rumah tersebut kosong melompongHanya baju tidur yang terlihat tergantung di kamar depanJika dilihat dari halaman rumah, menumpuk banyak sampah yang dibungkus plastikBahkan, puluhan botol yang beberapa di antaranya adalah botol minuman keras terlihat berserakanKondom bekas juga terlihat di sana(pan/kam/jpnn/ruk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dewan Pers Anggap Infotainment tak Haram
Redaktur : Tim Redaksi