Wapres Naik Pesawat Komersial

Jangan untuk Citra

Rabu, 22 September 2010 – 06:23 WIB

JAKARTA -- Di tengah kritik tentang pemborosan anggaran kunker, Wakil Presiden Boediono menggunakan pesawat komersial dalam kunjungannya ke New York, Amerika SerikatKunjungan itu dilakukan untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin ASEAN-US

BACA JUGA: Masih Jadi Saksi, Hary Tanoe Tak Dicekal

Untuk menghemat anggaran, jumlah rombongan juga tergolong sangat kecil.

"Bapak Wapres memang maunya menggunakan pesawat komersial agar hemat
Rombongan juga seminimal mungkin," kata Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat di Istana Wapres, Jakarta, kemarin

BACA JUGA: Grand Design Pemekaran Lemahkan DPR

Saat menghadiri KTT Nuklir di AS pada April lalu, Boediono juga menggunakan pesawat komersial.

Boediono berangkat pagi ini (22/9) dengan menumpang pesawat Singapore Airlines dalam rombongan utama yang berjumlah 17 orang
Sedangkan rombongan pendukung yang berjumlah 26 orang berangkat petang kemarin

BACA JUGA: MA Tolak Kasasi Antasari

Dengan demikian, total rombongan, termasuk wartawan, adalah 43 orangBoediono akan tiba di tanah air pada 26 September.

Wapres juga tidak ditemani banyak menteriDia hanya didampingi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wirjawan dan Menlu Marty Natalegawa yang telah berangkat lebih dahuluSelain menghadiri KTT ASEAN-US, Boediono mengikuti pertemuan bisnis dengan sejumlah pengusaha AS.

Jumlah rombongan Wapres Boediono kali ini memang jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan rombongan presiden ketika melakukan kunjungan kerja ke luar negeriDengan pesawat kepresidenan, jumlah rombongan presiden bisa mencapai lebih dari 100 orang, belum termasuk tim advance yang berangkat lebih dahulu.

Yopie tidak bersedia merinci besarnya anggaran yang bisa dihemat"Saya tidak mau mengelaborasi angkaTetapi, jelas biayanya lebih hemat karena menggunakan pesawat komersial," kata Yopie.

Sekjen FITRA Yuna Farhan mengapresiasi upaya penghematan biaya perjalanan dinas yang dilakukan WapresDia berharap langkah itu bukan sekadar pencitraanSemua kementerian dan lembaga lain, termasuk presiden dan DPR, harus konsisten menirunya.

"Harus ada efisiensi pada realisasi anggaran kunker 2010 yang totalnya mencapai 19,5 triliun itu," kata YunaMenurut dia, anggaran kunker dari tahun ke tahun selalu menunjukkan tren terealisasi sepenuhnya"Jadi, anggaran yang dialokasikan selalu habis dibelanjakanPadahal, masih banyak yang bisa diefisiensikan," jelasnya.

Di tempat terpisah, Mensesneg Sudi Silalahi mengatakan, pihaknya telah berusaha memperkecil jumlah rombongan dan menghemat biaya perjalanan"Dari yang terdahulu-dahulu berkurang 15 persen," ungkap Sudi, tanpa menjelaskan besarnya dana yang bisa dihematDia kembali menjelaskan, kunjungan wajib presiden juga bertambahJuga ada kunjungan balasan secara bilateral.

Sudi mengatakan, jumlah rombongan presiden kini 70?90 orangRombongan disesuaikan dengan tujuan kunjungan"Kalau agenda-agenda itu advantages yang kita ambil dari segi bisnis, ya kita ajak pengusaha-pengusaha terkait dan yang juga punya kemitraan di dalam negeri kitaJadi, semua itu kita sesuaikan dengan kunjungan kerja kita itu apa yang ingin kita capai, apa agendanya," papar Mensesneg.

Juru Bicara Presiden Bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, kunjungan kenegaraan tidak bisa dilihat dari sisi jumlah rombongan"Tapi, kita melihat ada misi yang dibawa dalam kunjungan Bapak Presiden ke satu negara," terangnya.

Dia menambahkan, semua rombongan yang dibawa presiden ke luar negeri telah sesuai dengan fungsi masing-masing"Jadi, siapa pun dia, apa pun fungsinya, tentu akan berkontribusi," jelas Faizasyah(owi/pri/sof/c3/tof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pekan Depan, Kloter Haji Dibagi-bagi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler