Warga Diminta Tinggalkan Zona Merah di Gunung Agung

Selasa, 05 Desember 2017 – 15:14 WIB
SUNSET: Kepulan asap letusan Gunung Agung, Karangasem. Foto: RAKA DENNY/JAWA POS

jpnn.com, KARANG ASEM - Gubernur Bali I Made Mangku Pastika meminta masyarakat yang masih tetap bertahan berada di zona berbahaya dekat Gunung Agung untuk segera meninggalkan lokasi tersebut.

Sebab, fatal akibatnya jika mereka telat sedikit saja keluar dari kawasan rawan bencana.

BACA JUGA: Pengungsi Erupsi Gunung Agung Capai 62 Ribu Jiwa

Apalagi yang tinggal di zona merah. "Jadi, kami minta pengertiannya. Ikuti petunjuk-petunjuk yang ada," pintanya.

Salah satu petunjuk yang dia maksud adalah rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

BACA JUGA: Tolong, Pengungsi Gunung Agung Butuh Alat Pengolah Limbah

Kasubbid Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana menjelaskan, rekomendasi yang dikeluarkan instansinya belum berubah.

Zona bahaya yang mereka tetapkan masih dalam radius 8 kilometer dan perluasan sektoral 10 kilometer dari puncak Gunung Agung.

BACA JUGA: Heboh Potongan Kalimat Presiden Jokowi Soal Gunung Agung

"Makanya, status Gunung Agung masih level IV atau awas," kata pria yang akrab dipanggil Devy itu.

Menurut dia, rekomendasi tersebut dibuat berdasar berbagai data yang dihimpun selama gunung tertinggi di Bali itu berada dalam fase erupsi.

Hasil pengukuran geokimia terakhir yang dilakukan PVMBG, kandungan SO2 atau sulfur dioksida yang keluar dari puncak kawah Gunung Agung kembali meningkat.

Bahkan, angkanya mencapai 1.300 ton per hari. Sebagai perbandingan, kata Devy, angka itu jauh lebih besar ketimbang kandungan sulfur dioksida yang keluar dari Gunung Sinabung.

"Kalau kami lihat, di Gunung Sinabung itu gas SO2 sekitar 300 sampai 500 ton per hari," jelas dia.

Devy menjelaskan, kandungan sulfur dioksida yang keluar dari puncak kawah Gunung Agung mengindikasikan masih terdapat kontribusi gas magmatik yang tinggi dari dalam perut gunung tersebut.

"Karena itu, kami menyimpulkan bahwa potensi untuk terjadinya erupsi masih ada," kata Devy.

Selain indikator dari pengukuran geokimia, indikator lain tampak dari perhitungan gempa vulkanik serta citra satelit.

Sampai kemarin, masih terjadi berbagai gempa vulkanik. (syn/c10/ang/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ayo Ngaku, Siapa Sikat Dompet dan Ponsel Pengungsi?


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler