Warga Duduki Lokasi Tambang

Jumat, 12 September 2014 – 05:00 WIB

jpnn.com - RUTENG - Sejumlah warga Kampung Tumbak Kecamatan Lamba Leda Kabupaten Manggarai Timur (Matim) secara tegas menolak segala bentuk aktivitas pertambangan di Kampung itu.

Aksi nyata penolakan warga dengan cara menduduki lokasi lingkar tambang di sekitar perbatasan Lingko Roga yang sedianya akan dieksploitasi oleh PT Adytia.

BACA JUGA: Komunitas Punk Menanti Arahan Ridwan Kamil

"Ada ratusan warga yang menduduki kawasan pertambangan dan mereka sudah duduk sejak 9 September lalu. Intinya warga menolak segala bentuk kegiatan pertambangan yang dapat merusak lingkungan," kata anggota JPIC SVD Ruteng, Frater Erens, SVD saat menghubungi Timor Express (Grup JPNN).

Dikatakan, sejak 9 September lalu sampai sekarang warga anti tambang terus menduduki kawasan yang hendak dieksploitasi oleh PT Aditya di Lingko (kawasan) Roga kampung setempat.

BACA JUGA: 151 PNS Cimahi Naik Jabatan

Bahkan katanya, semua peralatan sudah siap bekerja termasuk penyambungan selang untuk mengaliri air untuk melakukan pemboran pada tiga titik. Kegiatan ini langsung mendapat reaksi masyarakat dengan melakukan penolakan.

Warga juga katanya menolak keras aktivitas pertambangan, sebab dampaknya pada areal persawahan dan sumber mata air sekitar. Jika terus dilakukan, maka sumber pertanian warga akan hancur begitupun juga dengan sumber mata air.

BACA JUGA: Bantah Pelecehan, Anas Mengaku Hanya Pegangan Tangan

Karena itu, warga menyatakan secara tegas menolak semua kegiatan pertambangan yang dapat menghancur lingkungan dan segala isinya.

Sebelumnya, pihak perusahan hendak menggelar ritual adat, namun ditolak juga oleh warga. "Pihak perusahaan mau gelar ritual adat di lokasi tambang, namun ditolak oleh warga," katanya.

Aksi penolakan dan menduduki perbatasan lokasi tambang ini dipimpin oleh  Robertus Morgan. Selain para lelaki, aksi lain juga dilakukan oleh kaum perempuan dengan cara memblokir badan jalan dalam kondisi telanjang dada.

Kegiatan perusahaan tambang tersebut juga dikawal oleh sejumlah pihak keamanan dari kepolisian dan Koramil Reok Kabupaten Manggarai. Menurut Frater Erens, warga akan terus melakukan aksi hingga ada keputusan perusahaan untuk menghentikan kegiatan.

Sebelumnya, Kapolres Manggarai, AKBP Toni Binsar menegaskan, warga yang merasa keberatan atas kegiatan pertambangan di Manggarai Timur silahkan menempuh jalur hukum dan jangan sampai melakukan aksi pemblokiran jalan umum atau fasilitas umum lain. Jika ditemukan, maka pihak kepolisian akan mengambil sikap tegas.

Dikatakan, kehadiran aparat kepolisian di lokasi tambang bukan untuk mendukung pihak tertentu, namun dalam kaitan dengan menjaga keamanan sehingga tidak ada pihak yang dikorbankan.

"Polisi hadir untuk melindungi supaya tidak ada pihak yang dikorbankan. Kalau warga minta keamanan, maka polisi juga akan turun. Jadi bukan untuk melindungi pihak tertentu saja tetapi semua warga," katanya. (kr2/ays)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 53 Perempuan Berbusana Ketat Terjaring Razia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler