Warga Indonesia yang Berobat Kanker hingga ke Tiongkok

Meski Dikemo, Rambut Tak Sampai Rontok

Rabu, 05 Oktober 2011 – 08:00 WIB

Rumah Sakit (RS) Modern Guangzhou, Tiongkok, semakin sering didatangi warga Indonesia yang berobat kankerApa istimewanya RS itu? Berikut catatan wartawan Jawa Pos Nur Aini yang baru saja berkunjung ke rumah sakit itu

BACA JUGA: Keraton Jogja Bersiap Jelang Pernikahan Putri Bungsu Sultan Hamengku Buwono X



========================================
    
LIEM LIEN IN adalah satu di antara tiga pasien warga negara Indonesia (WNI) yang saat itu menjalani pengobatan kanker di RS Modern Guangzhou, Tiongkok
Saat ditemui di kamar perawatannya Senin lalu (26/9), Liem tengah bersantai

BACA JUGA: Kehilangan Penglihatan, Mimi Mariani Lusli Tetap Gigih di Dunia Pendidikan

Dia didampingi buah hatinya, Eddi Santosa


Tak tampak ada slang infus menempel di tubuhnya

BACA JUGA: Rumah Majikan Diserang, Nekat Loncat dari Lantai Tiga

Hanya, di pergelangan tangan kirinya terdapat gelang yang tertera identitas pasien"Ya, begini ini kalau pas tidak ada jadwal terapiHanya di ruangan," kata Liem

Perempuan 61 tahun itu didiagnosis menderita kanker hati stadium satuAda benjolan dengan diameter 2,6 sentimeter"Tapi, bukan karena sakit hepatitisMama tidak sakit hepatitis," ucap Eddi

Penyakit itu diketahui ketika Liem menjalani general checkup di salah satu RS di Malaysia Juli lalu"Saya merasa tak apa-apaTak sakit apa-apaTiba-tiba hasil di checkup diketahui kalau ada keganasan di hati," terang Liem

Saat itu pula ibu tiga anak tersebut diminta menjalani operasi"Tapi, saya takutTidak berani," ucapnyaItu yang membuat Liem agak ragu menjalani operasi

Sebagai anak sulung, Eddi berusaha mencari pengobatan alternatif untuk penyembuhan kanker yang diderita ibunya"Saya banyak tanya ke beberapa orangJuga browsing internetDari baca koran Jawa Pos, saya tahu RS ini," katanya

Dia pun searching mengenai terapi yang digunakan di RS tersebutJuga cerita dari beberapa pasien yang memang pernah menjalani pengobatan di RS yang termasuk dalam BOAI Group ini

"Saat saya tawari, ternyata Mama mauTerapinya tidak lewat operasiIni yang membuat Mama bersedia menjalani pengobatan di sini," paparnya

Agustus lalu Eddi pun menemani ibunya berobat ke RS Modern GuangzhouTernyata, cukup banyak juga warga Indonesia yang berobat di rumah sakit tersebut"Mereka cukup cekatan dan bekerja cepat," ucap Liem
   
Sehari tiba di RS tersebut, perempuan asal Denpasar itu langsung menjalani serangkaian pemeriksaan"Besoknya langsung menjalani terapi untuk kankernya," lanjutnya

Terapi yang dipilih dr Wang Jian yang merawat Liem adalah kemoterapi lokalEddi mengatakan, ibunya sudah menjalani dua kali kemoterapi lokalKemoterapi selanjutnya dilakukan pada November mendatangMereka sudah mengeluarkan uang 26 ribu yuan atau sekitar Rp 30 juta

"Namun, saya belum tahu jadwalnya," ucapnya"Minggu depan mau pulangKami sedang menunggu tiket pulang ke Indonesia," tambahnya

Ketika ditanya tentang apa yang dirasakan setelah menjalani kemoterapi lokal, Liem mengaku tak ada perubahan besar"Sebab, sejak awal saya tak merasa sakitSetelah terapi kemo ini, juga tak merasa kenapa-kenapa," katanyaNamun, memang ada efek samping kemoterapi berupa mual yang dirasakannya"Tidak mual hebat, saya masih bisa makan dan minumRambut rontok juga tidakSaya juga tidak merasa lemas," ucapnya
   
Liem sangat berharap besar akan keberhasilan pengobatan di RS Modern Guangzhou"Saya merasa pengobatannya efektifSemoga sel kankernya cepat mati," tambahnya

Tjen Tji Kim pun berharap yang samaPria 45 tahun itu juga didiagnosis menderita kanker hati stadium duaSaat ditemui di kamar perawatannya Senin lalu (26/9), Tjen ditemani Ayen Mintarsih, ibunya

Kondisinya masih lemas dan ada slang infus menempel di tangan kirinya"Istri kerjaKebetulan ibu bisa bahasa MandarinJadi, sangat membantu selama di sini," katanya

Tjen tahu bahwa di dirinya ada virus hepatitis B"Namun, sudah 20 tahun tidak pernah cek ulangTak ada keluhan juga," terangnya.

Pria asal Bandung itu merasa perutnya kembungNafsu makannya menurun dan frekuensi buang air besarnya menjadi lebih seringYakni, empat kali dalam sehari

Tjen pun memeriksakan diri ke dokterDia lantas diminta menjalani general checkup plus USG (ultrasonografi)Ternyata diketahui ada massa berukuran 20 x 8 sentimeter"Dari hasil CT Scan juga diketahui adanya benjolan di hatiBeruntung belum menyebar ke organ lain," katanya

Dokter menyarankan Tjen menjalani TACE (trans-arterial chemoembolization)Ini adalah prosedur serupa dengan kemoterapi infus intra-arteriTujuannya mengeblok pembuluh darah agar tidak memberikan suplai makanan ke sel kankerCara ini juga untuk mematikan sel kanker itu sendiriDengan demikian, sel tersebut tidak metastasis (menyebar) ke organ tubuh lain"Saya sudah melakukan satu kali TACE di salah satu RS di BandungSekali TACE Rp 20 juta dan harus dilakukan minimal 3-4 kali," paparnya

Setelah menjalani prosedur TACE, dia harus minum obat yang harganya Rp 1 juta sekali minumTapi, dia tak tahu berapa lama harus minum obat tersebut"Setelah dihitung-hitung, ternyata biayanya besar sekali," ucap Tjen

Kemudian, dia mendapat informasi di koran mengenai RS Modern GuangzhouDia pun tertarik"Saya sampai di sini (Guangzhou) 23 AgustusDua hari kemudian (25/8) menjalani kemoterapi lokal," katanyaPada November mendatang, dia kembali menjalani kemoterapi lokalSelain itu, dia menjalani cryoterapi ablation

Tjen sudah dua kali menjalani kemoterapi lokalSelain itu, dilakukan imunoterapi"Saya pikir pengobatannya sama dengan TACEJadi, tak ada masalah," ungkapnya

Dari dua kali kemoterapi, sel kankernya sudah mengecil 40-50 persen"Saya sudah habis Rp 120 jutaan," paparnya

Direktur Pusat Tumor RS Modern Guangzhou Peng Xiao Chi mengatakan, tindakan kemoterapi lokal merupakan minimally invasiveCaranya adalah memasukkan kateter ke dalam tubuhSetelah berada di lokasi kanker, kateter diberi obat"Obat kemoterapi dosis tinggiTujuannya mematikan sel-sel kankernya tanpa merusak organ di sekitarnya," katanya

Dengan cara ini, pasien tak perlu menjalani pembedahanYang terpenting, kondisi pasien terasa lebih baik"Ketika tumor terkontrol, ini bisa memperpanjang usia pasienKualitas hidupnya pun jadi lebih baik," terangnya(c2/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rara, Wanita Manis Cucu M Arsyad Sanusi yang Masuk Pusaran Kasus Surat Palsu MK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler