Wartawan Vivanews Ditikam

Jumat, 04 Maret 2011 – 08:59 WIB

JAYAPURA -- Kasus kekerasan terhadap jurnalis kembali terjadi di Papua.  Jika sebelumnya menimpa seorang wartawan di Kabupaten Merauke, kini giliran menimpa wartawan Vivanews yang bertugas di Kota Jayapura bernama Banjir Ambarita

Saat ia melintas dengan sepeda motornya di Jalan Raya Entrop-Jayapura, tepatnya di dekat jembatan depan Kantor Distrik Jayapura Selatan, Kamis (3/3) sekitar pukul 01.45 WIT dini hari, ia dipepet oleh dua orang tak dikenal (OTK) yang berboncengan dengan menggunakan sepeda motor, lalu menikamnya di bagian perut bagian kiri bawah dan dada sebelah kiri.  Akibatnya, Bram sapaan akrab Banjir Ambarita mengalami pendarahan yang cukup serius dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Cenderawasih Pos (grup JPNN) yang mendapat informasi sesaat setelah kejadian, kemudian langsung menuju ke RS Marthen Indey untuk mengecek kebenarannya

BACA JUGA: Petugas Bea dan Cukai Main Keroyok

Kepada Cenderawasih Pos di ruang UGD RS Marteh Indey, Bram sempat menceritakan kronologis kejadian yang menimpanya
Pada malam itu, dirinya pulang dari kunjungan penghiburan di rumah seorang wartawan SCTV bernama Rianto Nae di daerah Entrop, Distrik Jayapura Selatan bersama beberapa rekan wartawan lainnya.

Selanjutnya ia bersama seorang rekan wartawan Media Indonesia bernama Folmer Sihombing mampir di Toko Sumber Ria tepatnya di depan Kantor PWI Cabang Papua untuk duduk sambil mengetik berita dan menunggu hujan reda. 

Setelah hujan reda sekitar pukul 01.30 WIT, Folmer Sihombing pulang menuju Kotaraja, Distrik Abepura, sedangkan Bram hendak pulang menuju Jayapura dengan memutar dari arah PTC

BACA JUGA: WN Malaysia Edarkan Ekstasi di Batam

Saat dalam perjalanan, tepatnya di daerah jembatan depan Kantor Distrik Jayapura Selatan, sebuah sepeda motor datang dari arah belakang dengan berboncengan sambil menempel dari arah kiri.

"Sepeda motor itu memepet dari arah belakang menuju ke arah kiri
Saat itu saya berpikir kalau sepeda motor itu hendak melambung, namun ternyata malah menikam sebanyak dua kali di bagian perut bagian kiri dan dada kiri

BACA JUGA: Usut Penusukan Wartawan Polri Kirim Tim ke Papua

Kemudian saya langsung berteriak minta tolong," tuturnya.

Dengan posisi sudah tertikam, Bram masih bisa mengendalikan sepeda motornya dan langsung melarikan diri dengan sepeda motornya itu ke arah Kantor SKH Papua Pos yang berada sekitar 75 meter dari lokasi kejadian untuk minta pertolongan"Saat itu saya minta tolong ke kantor Papua Pos supaya membawa saya ke rumah sakit, namun tidak ada orang yang saya kenal sehingga saya melaporkan ke Mapolsek Jayapura Selatan yang tak jauh (sekitar 20 meter,red) dari kantor Papua Pos," katanya.

Saat berada di Mapolsek Jayapura Selatan, anggota polisi yang berjaga langsung melarikan dirinya ke RS Marthen Indey Jayapura dengan menggunakan mobil patroli"Saya berteriak terus minta tolong karena ada yang hendak membunuh sayaKemudian selama di dalam perjalanan saya berusaha menghubungi semua teman-teman wartawan dan sampai di rumah sakit langsung ditangani oleh perawat," ujarnya.

Saat Cenderawasih Pos tiba di RS Marthen Indey, ia memang sudah ditangani tim medis dan direncanakan paginya sekitar pukul 07.00 WIT akan dilakukan operasi"Lukanya tidak terlalu parah dan dokter jaga mengatakan sebentar pagi akan dilakukan operasi, jadi kita pindahkan saja ke ruangan inap," kata perawat jaga saat itu.

Sekitar pukul 04.30 WIT Bram kemudian dipindahkan dari ruang UGD menuju ruangan klas satu Nuri 1, namun tampaknya luka yang alaminya mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa, sehingga Bram berteriak minta tolong supaya rasa sakitnya dihilangkanMengetahui Bram ditikam, semua wartawan baik cetak maupun elektronik datang untuk melihat kondisi Bram.

Sekitar pukul 10.30 WIT, Bram kemudian dioperasi, karena menurut informasi, tusukan benda tajam itu menembus usus, namun tidak terlalu parahSehingga proses operasi yang dilakukan tim medis itu untuk menjahit luka tusukan benda tajam tersebutKapolres Jayapura Kota, AKBPHImam Setiawan,SIK yang saat kejadian berkesempatan melihat kondisi Bram mengatakan, pihaknya akan berupaya secepat mungkin untuk mengungkap kasus ini dan yang masih menyulitkan dari kasus ini bahwa belum diperoleh informasi tentang ciri-ciri pelaku maupun kendaraan yang digunakan.

Meski demikian, pihaknya akan berupaya untuk tetap bisa bekerja secara maksimal untuk mengungkap kasus ini dan saat ini sedang dilakukan pencarian informasi"Ada informasi bahwa  ada saksi dari Satpol PP yang mengetahui sehingga mudah-mudahan dari informasi itu bisa ditemukan informasi yang bisa membantu dalam pengungkapan kasus ini," harapnya.

"Memang informasi awal bahwa pelaku menggunakan sepeda motor bebek dan tidak menggunakan helmNamun demikian paling tidak harus diketahui nomor polisi sepeda motornya guna mempermudah penyelidikan," sambungnyaKapolres mengharapkan adanya kerjasama dari masyarakat dan wartawan untuk memberikan informasi, agar ditemukan titik terangnya.

isinggung soal kasus ini apakah ada kaitannya dengan pemberitaan di media massa tentang tindakan asusila yang dilakukan oknum anggota Polres Jayapura Kota, Kapolres menjelaskan, pemberitaan itu sendiri memang sudah diterima dengan ikhlas dan diambil hikmahnya"Saya sangat takutkan saja kalau kasus ini dikaitkan dengan pemberitaan di media massa, sehingga bisa memalukan institusiNamun demikian, saya akan terus berupaya mengungkap kasus ini sampai ditemukan pelakunyaBahkan Kapolda berpesan supaya membentuk tim khusus untuk bisa mengungkap kasus ini," tegasnya

Di tempat terpisah, perwakilan keluarga korban, BSiagian meminta supaya kasus ini dapat dituntaskan sesuai dengan aturan hukum yang berlakuKemudian meminta dengan hormat kepada pihak kepolisian untuk segera menuntaskan persoalan iniSelanjutnya meminta kepada para wartawan supaya secepatnya membentuk tim independen dalam mengusut persoalan ini, apa motifnya sehingga bisa terjadi kasus ini, supaya hasilnya juga bisa diketahui oleh masyarakat.

"Kalau saya melihat, kejadian ini bukan karena persoalan keluarga, karena dari pihak keluarga memang tidak ada persoalanKemungkinan kejadian ini karena pemberitaan yang kontradiktif dengan pihak lain, sehingga kasus ini terjadi dan kami pihak keluarga tidak mengetahui hal ituOleh sebab itu kami meminta kepada wartawan supaya bisa membantu dalam mengusut kasus ini," harapnya.

Sementara itu, istri korban menuturkan, suaminya memang pernah bercerita tentang kasus asusila yang terjadi di Polres Jayapura Kota dan kemudian menulisnya di media"Namun saya sendiri tidak mengetahui jelasnya bagaimana kejadian tersebut," ucapnya.

Menyikapi persoalan itu, Asosiasi Jurnalis Independen (AJI) Kota Jayapura melalui ketuanya, Victor Mambor bersama 4 pemimpin redaksi (Pimred) media cetak lokal di Kota Jayapura antara lain Pimred Cenderawasih Pos Lucky Ireeuw, Pimred Papua Pos WSiagian, Pimred Pasific Pos Angel Sinaga dan Pimred Bintang Papua Walhamri  mengecam keras kasus kekerasan terhadap jurnalis ini.

Ketua AJI Kota Jayapura mendesak pihak kepolisian supaya secepatnya mengungkap kasus ini, terlepas dari apakah ada kaitannya dengan pemberitaan yang ditulis korban atau tidak, maka itu tetap harus segera diungkap"Ya dugaan awal kita, peristiwa ini terkait seputar pemberitaan kasus asusila yang ditulis korban, karena kita tidak melihat ada suatu hal lain dari peristiwa ini," katanya.

Pimred Cenderawasih Pos, Lucky Ireeuw juga mendesak pihak kepolisian untuk mengungkap kasus ini secara transparan, termasuk harus mengungkap motif yang sebenarnya dari kasus ini"Jaminan keamanan dari pihak kepolisian terhadap kerja jurnalis itu penting, sehingga seorang jurnalis dalam bekerja bisa aman," imbuhnya.

Sementara Pemred Papua Pos Siagian dalam kesempatan itu mengatakan, pembentukan tim independen untuk mengungkap kasus ini merupakan hal positifNamun demikian, pihaknya mengharapkan supaya teman-teman wartawan di lapangan lebih waspada, sehingga tidak terulang kejadian seperti ini. 

Hal senada diungkapkan Pemred Pasific Pos, Angel SinagaIa menghimbau kepada wartawan supaya melihat persoalan ini lebih jernih dan tidak mengikuti emosi, namun mencoba mendalami sejauh mana dan apa yang sebenarnya terjadi.  Kepada pihak kepolisian, ia juga meminta,  apapun hasil penyelidikannya supaya lebih transparan, sehingga tidak saling meduga-duga(nal/fud)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bawa Ganja 10 Kg, Oknum Polisi Ditangkap


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler