Wasekjen MUI: Balik Saja

Jumat, 13 Januari 2017 – 07:51 WIB
Sejumlah masyarakat Sintang yang mengatasnamakan Forum Pemuda Dayak menggelar aksi penolakan kedatangan Wasekjen MUI KH Tengku Zulkarnain di Bandara Susilo Sintang, Kamis (12/1) pagi. Foto: Achmad Munandar/Rakyat Kalbar/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Wasekjen MUI, KH Tengku Zulkarnain serta anaknya, Luthfi Hakim, ditolak kedatangannya oleh Forum Pemuda Dayak Sintang, saat mendarat dengan pesawat Garuda di Bandara Susilo Sintang, sekitar pukul 09.30, Kamis (12/1).

Puluhan pemuda dan warga yang mengenakan kostum adat Dayak, lengkap dengan spanduk dan atribut lainnya, mengadang di depan pintu pesawat, mencegah KH Tengku Zulkarnain menginjak Bumi Senentang. Tak ingin ribut, rombongan kembali terbang ke Pontianak.

BACA JUGA: Sekjen MUI Diadang, Ormas Islam Turun ke Jalan Hari Ini

Kapolres Sintang, AKBP Suharjimantoro, membenarkan aksi penolakan ini. Ia menyebut penolakan merupakan spontanitas Forum Pemuda Dayak Sintang yang akan menyambut kedatangan Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Drs Cornelis,MH, di Bandara Susilo.

"Mereka itu mau jemput Pak Cornelis di bandara, yang akan memimpin pelantikan DAD. Pak Gubernur Cornelis tidak datang, bersamaan itu ada informasi akan turun Pak Tengku Zulkarnain (Wasekjen MUI)," ungkap Kapolres.

BACA JUGA: Kata Wakil Bupati, Karena Dikira yang Datang Sekjen FPI

KH Tengku Zulkarnain sendiri diundang dalam kapasitas sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk ikut dalam tabligh akbar yang akan digelar di Masjid Agung An-Nur, Sintang, Jumat (13/1).

Dihubungi terpisah, Ketua I MUI Sintang, Kholidul Mufid menjelaskan, bahwa muslim di Sanggau, Melawi, dan Sintang, ingin pencerahan di tabligh akbar dengan menghadirkan Wasekjen MUI.

BACA JUGA: Wasekjen MUI ke Kalbar Urusan Pribadi

"Dakwah murni tidak ada unsur politik apa pun. Kita tidak ingin hubungan antarumat beragama terjadi gesekan,” kata Kholidul Mufid ditemui eQuator.co.id di Sekretariat MUI Sintang, Kamis (12/1).

Ia sangat menyayangkan penolakan kedatangan Wasekjen MUI di Sintang.

“Kita akan mengadakan rapat internal dengan bupati, Kapolres, dan wakil bupati, agar bisa meredam dan tidak berkembang kemana-mana mengenai apa yang terjadi terhadap Wasekjen MUI di Sintang," terang Kholidul.

Kata dia, yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sintang, "Saya rasa ini murni miskomunikasi dan informasi, mudah-mudahan hanya kesalahpahaman saja".

Kholidul menginginkan hak-hak setiap warga negara untuk bisa berpergian ke mana saja dihormati.

“Sehingga kerukunan kita bisa saling terjaga dan Sintang tetap aman dan kondusif seperti biasanya," harap dia.

Ia pun sudah menyampaikan kondisi ini kepada tamunya. "Beliau bilang ke saya, “balik saja”, walaupun saya kecewa," ucapnya menyitir KH Tengku Zulkarnain.

Sementara itu, Bupati Sintang dr. Jarot Winarno kecewa dengan aksi penolakan terhadap KH Tengku Zulkarnain, di Bandara Susilo Sintang.

"Sangat kita sayangkan ini terjadi. Kami saat ini segera melakukan rapat koordinasi bersama Forkopimda," kata Jarot usai menghadiri pelantikan Ketua DAD Sintang di Gedung Pancasila (12/1).

Ia mengaku tidak menduga aksi tersebut akan terjadi. "Pada prinsipnya kita sedih juga. Kita juga tidak tahu situasinya seperti apa yang terjadi di lapangan tadi pagi," terangnya, seperti diberitakan Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group).

Tepat pukul 14.00 WIB. Bupati Jarot Winarno, Kapolres Sintang, Kasdim, FKUB Sintang serta sejumlah pejabat Forkopimda melakukan rapat tertutup di Pendopo Bupati, menyikapi insiden yang terjadi terhadap Wasekjen MUI di Bandara Susilo.

Ketika dimintai keterangan hasil pertemuannya, Jarot enggan berkomentar banyak. Ia masih harus membahas masalah tersebut dengan Wakil Bupati Sintang.

"Saat ini kita sedang dalami apa motifnya sehingga terjadi hal tersebut. Hanya saja, selintas tadi bahwa mereka tidak ingin kedatangan orang luar dapat memecah belah kesatuan dan persatuan masyarakat Sintang saat ini," ungkapnya.

Ia mengimbau seluruh masyarakat Kabupaten Sintang tidak terpancing isu-isu liar yang beredar di media sosial saat ini.

“Jika kita mau saling menghormati serta menjaga kesatuan dan persatuan, hanya satu kata kuncinya. Yakni dengan melakukan komunikasi yang intens serta berdialog dengan sesame,” pungkas Jarot. (ach/moh)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inikah Penyebab Wasekjen MUI Ditolak Pemuda Dayak?


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler