jpnn.com, JAKARTA - Ada yang menarik dalam pengukuhan Pengurus Pusat Perhimpunan Indonesia-Tionghoa (INTI) periode 2017-2021 di Restoran Sense, Mall Mangga Dua, Jakarta Barat, Kamis (9/11) malam.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PBNU Hery Haryanto Azumi masuk dalam jajaran elite INTI.
BACA JUGA: Cak Imin Berziarah ke Makam KH Achmad Shiddiq di Jember
Meski bukan warga keturunan Tionghoa, Hery dipercaya menjadi dewan pakar organisasi yang lahir pada 5 Februari 1999 tersebut.
Hal itu tak lepas dari kemampuan yang dimiliki Hery. Selama ini, Hery dikenal memiliki wawasan kebangsaan yang luas.
BACA JUGA: NU Disasar Hoaks, Nahdiyin Harus Makin Melek
Kemampuan pria kelahiran Trenggalek, Jawa Timur, itu sejalan dengan tujuan INTI.
Masuknya Hery dalam jajaran pengurus elite juga menjadi bukti bahwa organisasi yang kini dipimpin Teddy Sugianto itu tidak eksklusif.
BACA JUGA: Kiai Said Minta Penentang Pancasila Tinggalkan Indonesia
INTI sendiri didirikan bukan untuk etnis tertentu. INTI didirikan untuk menyelesaikan masalah kebangsaan.
Hery adalah orang PBNU pertama yang masuk dalam pengurus sejak Perhimpunan INTI didirikan.
Ketua Umum PB PMII periode 2005-2008 ini pun mengaku tidak keberatan.
Baginya, dipercaya menjadi dewan pakar Perhimpunan INTI merupakan amanah yang harus dijalankan.
“Meski ini berat, tapi saya tidak keberatan mendapat amanah ini. Saya berharap dapat menyinergikan prinsip PBNU dengan INTI," kata Hery.
Menurut Hery, secara prinsip, PBNU dengan Perhimpunan INTI sebenarnya sama.
PBNU mengusung Islam Nusantara. Sementara INTI memiliki prinsip Tionghoa Nusantara.
"Namun, prinsip ini tetap harus disinergikan," tutur Hery.
Dengan begitu, kata Hery, PBNU dan warga Tionghoa dapat melakukan aliansi nilai, terutama terkait kebinekaan.
"NU dan warga keturuan Tionghoa sama-sama punya prinsip menjaga dan merawat kebinekaan," tegas Hery. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mbak Puan: Ketahanan Keluarga Cegah Radikalisme Agama
Redaktur & Reporter : Ragil