Waspada ! Sudah Ratusan Warga Tertipu Petugas PDAM Palsu

Sabtu, 23 Februari 2019 – 10:48 WIB
PDAM. Foto: JPG

jpnn.com, SURABAYA - Malang benar nasib warga di Surabaya. Sudah air tak lancar, ratusan pelanggan PDAM di Surabaya Barat tertipu penagih abal-abal.

Kasus yang menimpa pelanggan PDAM di Kecamatan Pakal dan Benowo itu menunjukkan bahwa masih ada orang-orang jahat yang memanfaatkan situasi krisis.

BACA JUGA: Ida Bagus Baruna Ditangkap saat Pesta Ultah Kekasihnya

Pekan lalu PDAM baru saja melaporkan salah satu oknum penagih abal-abal. Korbannya ratusan pelanggan di Kecamatan Pakal.

BACA JUGA : Polisi Tembak Petugas PDAM

BACA JUGA: Sudah Ditipu Penerimaan CPNS Sejak 2016, Korban Baru Sadar Sekarang

 

PDAM melaporkannya ke Polda Jatim. Namun, polda menganggap kasus itu cukup ditangani di tingkat polsek setempat.

BACA JUGA: Catut Nama Wakapolda Jatim, Tipu Penerimaan Anggota Polisi

Kasus belum beres, kasus serupa kembali ditemukan di Kecamatan Benowo. Pelanggan PDAM yang kena tipu sebanyak dua RW.

Yakni, RW 1 dan RW 9. Sebagian besar tidak mengetahui bahwa uang yang sudah dibayarkan ternyata digelapkan pelaku.

''Jumlah pasti yang kena tipu, saya belum tahu. Yang jelas 100-an sudah ada,'' ucap Mahfud, ketua RW 1 Sememi.

BACA JUGA : Awas, Petugas PDAM Gadungan Sikat Uang Ratusan Juta

Mahfud juga menjadi korban. Awalnya dia tak sadar. Namun, karena banyak tetangga yang mengadu telah tertipu, dia pun mengecek tagihan airnya langsung ke PDAM.

Ternyata dia menunggak tiga bulan. Mau tak mau dia pun melunasi tagihan lagi plus denda. Jika tidak, sambungan air di rumahnya bakal dicabut.

BACA JUGA : Waspada! Petugas PDAM Palsu ke Rumah Anda

Sementara itu, Ketua RW 9 Sememi Hambali mengatakan bahwa di lingkungannya ada 70 warga yang menjadi korban.

Seluruh warga sudah mengadu ke PDAM. Salah seorang adalah Sudarto Mukhlis, warga RT 5, RW 9. Sama dengan Mahfud, dia juga dianggap telah menunggak tiga bulan polisi sedang mengusut kasus penipuan itu.

Untuk kasus di wilayah Polsek Pakal, sudah ada pelaku yang ditetapkan sebagai tersangka. ''Kami amankan satu orang,'' kata Kapolsek Pakal Kompol Subagyo.

Subagyo menuturkan, ada dua tersangka lagi yang kini masih buron. Sangat mungkin keduanya terkait dengan kasus di Sememi, Benowo.

Dugaan itu didasarkan pada hasil penggeledahan di rumah tersangka. Polsek Pakal mengamankan satu unit komputer yang digunakan untuk pembuatan struk. Ribuan struk yang bakal dipakai untuk menipu juga telah diamankan.

''Yang kami tangkap sekarang ini otak kejahatannya. Dua sisanya membantu aksi di lapangan,'' terangnya.

Pria berpangkat satu melati di pundaknya tersebut menyatakan, berdasar keterangan tersangka, dua komplotan yang kini masih dikejar itu membawa uang milik warga.

Subagyo menegaskan bahwa pelaku secepatnya ditangkap. Dengan begitu, kasus yang menimpa warga Sememi juga bisa terbongkar.

Sekretaris PDAM Surya Sembada Anis Busroni mengungkapkan, PDAM dan warga sama-sama menjadi korban. Pelaku rata-rata menyasar warga dari kalangan menengah ke bawah.

Bahkan, beberapa sambungan warga sampai diputus petugas. "Tapi, sudah kami selesaikan masalahnya. Sudah tersambung kembali," ujar Anis.

Dahulu petugas penagih memang ada. Warga membayar tagihan ke unit perantara yang memiliki pegawai penagih.

Namun, sesuai perkembangan zaman, PDAM memutus kerja sama dengan para perantara itu.

Tersangka penipuan tersebut merupakan mantan petugas penagih. Dengan begitu, mereka dengan mudah memperdayai pelanggan PDAM.

Karena itu, dia menyarankan warga membayar di loket resmi PDAM. Ada sejumlah cara yang bisa ditempuh.

Sementara itu, kasus krisis air di Bandarejo telah ditangani PDAM. Ribuan warga yang sebulan belakangan tidak teraliri air kini mulai mendapat aliran yang lancar.

"Tinggal satu RT. Tapi, cuma 30 rumah," ujar Nardi, ketua RT 10.

Air mengalir sejak sore. Warga berharap aliran itu bisa terus bertahan. Sebab, sejak 2009 mereka harus begadang. Selama 10 tahun terakhir, warga baru bisa mengisi bak air pada pukul 00.00.

Direktur Operasional PDAM Dody Soerajono dan Manajer Humas PDAM Bambang Eko Sakti meninjau langsung lokasi kemarin.

"Kami jaga pompanya agar terus bekerja optimal," ujarnya. Mereka berharap kasus memandikan jenazah dengan air galon tak akan terjadi lagi. (omy/sal/c7/ano/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Serakah, Kini Anak Angkat itu Gagal Dapat Warisan Rp 100 Miliar


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler