JAKARTA - Kendati indikator ekonomi makro semakin membaik, dampak rambatan krisis ekonomi dan keuangan dunia yang terjadi sekarang harus tetap diantisipasi antara lain dengan cara menguatkan dan memproteksi pasar dalam negeri (domestik).
“Betapa pun baik ekonomi makronya, tapi ini baru awalKami mengkhawatirkan ekor krisis,” ujar Ketua Panitia Ad Hoc (PAH) IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Anthony Charles Sunarjo dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Kadin) Indonesia dengan PAH II dan PAH IV DPD, dipimpin Anthony bersama Ketua PAH II DPD Sarwono Kusumaatmadja di Kompleks Parlemen, Senayan-Jakarta, Selasa (11/11)
BACA JUGA: Mahasiswa Kedokteran Rancang Demo Antirokok
Jika Amerika Serikat diprediksi hanya membutuhkan waktu dua tahun untuk keluar dari krisis ekonomi dan keuangan dunia beserta dampak rambatannya, Indonesia justru akan lebih lama
BACA JUGA: Giliran Bos Preman Diincar Polisi
Ini akan lebih berbahaya.”Selain harus memperkuat dan memproteksi pasar dalam negeri, Anthony Charles Sunarjo juga mengingatkan perlunya sikap dalam memperkuat sektor riil, dan menjaga daya beli masyarakat
DPD, lanjutnya, telah meminta Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga agar menggerakkan sektor riil dengan memperhitungkan inflasi yang cenderung menurun saat ini
BACA JUGA: Diserahkan, Ryan Banyak Senyum
Penjaminan penuh (full guarantee) BI justru akan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dana dan bertransaksi di bank.Sementara Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Ketut Suardana Linggih mengingatkan depresiasi nilai tukar mata uang termasuk faktor yang mempengaruhi tingginya inflasiBI diharapkan berusaha keras menjaga stabilitas nilai tukar karena pergerakan kurs dollar menguat sementara kurs rupiah melemah selama krisis“Terjadilah anomali,” ujarnya.
Seluruh stimulus ekonomi diharapkan berdampak positif terhadap sektor riil untuk menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK) dan kebangkrutan perusahaan-perusahaan kecil dan menengah
Indonesia sendiri belum terlepas sepenuhnya dari krisis karena sektor riil masih terseok-seok ditandai dengan pertumbuhan sektor perdagangan, pertambangan, dan pertanian yang kecil“Kalau stimulus dikeluarkan akan menurunkan kurs rupiah terhadap dollar,” katanya.
Selain menggerakkan ekonomi, stimulus ekonomi juga diharapkan mengantisipasi perubahan prioritas alokasi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)Bagaimana mungkin sektor riil akan bergerak apabila Rp220 triliun APBN dihabiskan untuk subsidi energi dan Rp80 triliun untuk infrastruktur.
Kadin Indonesia, telah merekomendasikan kepada Pemerintah untuk memanfaatkan kelimpahan potensi sumberdaya alam melalui subsidi impor bersama produk-produk turunannyaPemerintah daerah (pemda) dan pemerintah pusat atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) diharapkan mengeluarkan insentif pemanfaatan kelimpahan potensi tersebut seperti pajak, ujarnya.
Pemanfaatan komoditi dalam negeri terutama produk berbahan baku sumberdaya alam harus diperbesarApalagi, potensi sumberdaya alam yang berlimpah tersebut selalu menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil yang termasuk 10 besar di dunia(Fas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sarjan Mulai Seret Komisi IV DPR
Redaktur : Tim Redaksi