JAKARTA - Peringatan serangan 9/11 memang tidak terlalu menggema di tanah airNamun, mantan pentolan Jamaah Islamiah (JI) Nasir Abas momen ini bisa menjadi ajang untuk kembali memelototi potensi-potensi terorisme
BACA JUGA: Satgas TKI Bahas Pengaturan Notifikasi
Sebab, dia mengungkapkan jika kelompok radikal tidak akan berhenti regenerasiTidak hanya itu, Nasir juga membeberkan saat ini proses regenerasi itu sedang dilakukan
BACA JUGA: PKB Juga Bidik Farhat Abbas
Entah dipersiapkan untuk serangan yang mana lagiBACA JUGA: Ambon Membara, Pemerintah Sigap Cegah Isu SARA
Yang ada, fokus mempersiapkan kader baru"Termasuk kejadian 9/11," ujarnya.Dia memberi bocoran, kegiatan-kegiatan pelatihan saat ini banyak dilakukan di hutan-hutanKebanyakan dibentuk seperti atau ada unsur pelatihan militernyaNamun, di dalam struktur pelatihnya tidak terdapat anggota maupun ijin dari TNIPengawasan harus lebih ditingkatkan apabila pelatihan tersebut mengatasnamakan Islam.
Nah, dia meminta kepada para generasi muda untuk bisa lebih teliti dalam mengikuti berbagai organisasiKalau lembaga tersebut mulai menanamkan kebencian terhadap pemerintah dengan ekstrim, bisa jadi saat itulah harus berani meninggalkan perkumpulan itu"Unsur ini bisa mengarah pada hal yang tidak diinginkan," imbuhnya.
Meski demikian, bukan berarti kegiatan training atau motivasi harus dihindariMantan ketua mantiqi 3 (Sabah, Kalimantan Timur, Palu dan Mindanao) itu menyebut jika kegiatan itu diperlukan untuk menumbuhkan semangat anak muda"Anak muda harus pandai memilihJangan sampai melukai orang atau membunuh orang," jelasnya.
Pandai-pandai memilih itu bukan tanpa sebabDia lantas mencontohkan Dani Dwi Permana yang menjadi pelaku bom bunuh diri JW MarriottSaat meledakkan bom 17 Juli 2009 lalu, Dani masih 17 TahunSaat itu, Nurdin M Top melalui Saefudin Zuhri memang getol mencari anak muda untuk menjadi bomber.
Anak muda dipilih karena mudah dicuci otakMemasukkan pemahaman yang salah ke otak anak-anak mudaMenyimpang dari ajaran Islam sebenarnya yang mengajarkan untuk hidup damai dan saling mengasihiMenjadi lebih muda karena tawaran yang disampaikan biasanya terkait dengan surge dan penghapusan dosa.
"Iming-imingnya bisa mati syahid, masuk surga, dan ditemani 72 bidadari," urainyaDisamping itu, dia juga berharap agar masyarakat bisa menerima mantan pelaku terror atau yang pernah bergabung dengan kelompok radikalMenurutnya, itu penting agar mereka tidak "kumat" dan kembali memilih jalan yang salah.
Nasir menyebut, tanpa dukungan masyarakat mustahil pelaku teror bisa kembali jalan kedamaianBerawal dari penerimaan tersebut, secara otomatis warga juga akan melakuakn pembinaanDengan begitu, dia yakin mantan anggota kelompok radikal bisa melunak"Kalau dimusuhi, bisa semakin keras," tandasnya(dim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tokoh Ambon Serukan Damai
Redaktur : Tim Redaksi