Wuih, Keris-keris Segede ini Dimandikan pakai Air Bunga di Malam 1 Sura

Rabu, 14 Oktober 2015 – 06:12 WIB
Krisna Sukemi dan keris-kerisnya. Foto: ZEN ARIVIN/ Jawa Pos/Radar Mojokerto

SEBAGIAN masyarakat Jawa masih beranggapan malam 1 Sura sebagai malam sakral. Bagi pecinta keris, Selasa (13/10) malam tak boleh dilewatkan begitu saja. Itulah malam  yang dianggap tepat "membersihkan" keris. Meski mulai pudar, namun masih banyak pecinta keris yang ngugemi tradisi itu.  
------------
ZEN ARIVIN, Jombang
------------
Keris. Meski banyak orang sudah lupa atau tak ingin tahu akan hal itu, namun sebagian orang masih peduli dan terus melestarikannya. Bukan semata persoalan klenik, namun hal itu lebih kepada uri-uri peninggalan budaya.

Seperti yang dilakukan Krisna Sukemi, warga Dusun Parimono, Desa Plandi, Kecamatan Jombang ini. Sejak sore kemarin dirinya sudah sibuk mempersiapkan puluhan keris yang selama ini dirawatnya. Sebab, beberapa jam kemudian, dirinya harus membersihkan keris-keris tersebut.

BACA JUGA: Seperti Inilah Perjuangan Petugas Haji Mencari Korban Tragedi Mina

’’Ini persiapan untuk dicuci. Makanya tadi saya keluarkan semua dari tempat penyimpanan,’’ ujarnya saat ditemui di rumahnya kemarin.

Ia menambahkan, malam 1 Sura dirinya dengan beberapa pecinta keris yang berasal dari Kota Santri akan melakukan pembersihan keris. Sehingga benda peninggalan para leluhur itu tetap awet dan terus lestari.

BACA JUGA: Ah, Rupanya Siswi Itu Sedang Curhat tentang Rebutan Pacar

’’Nanti malam (Selasa malam, red) mau diwarangi dan jamasan. Warangi itu membersihkan keris dengan zat arsenik. Itu fungsinya untuk menghilangkan kotoran yang ada pada keris. Sedangkan untuk jamasan yakni keris itu dicuci dengan menggunakan air yang diberi bunga. Itu dilakukan untuk memunculkan pamor dari keris itu sendiri,’’ tambahnya.

Krisna menjelaskan, prosesi pencucian keris ini dilakukan setelah bakda magrib. Hal ini dilakukan bukan persoalan apapun. Melainkan karena waktu malam hari itu lebih panjang.

BACA JUGA: Menilik Upaya Pasukan TNI Penanganan Kebakaran Lahan Gambut di Kalsel

’’Jadi dilakukan setelah magrib hingga tengah malam. Kalau jam segitu kan tidak sibuk bekerja dan memang dilakukan pada malam 1 Sura saja,’’ jelasnya.

Usai dicuci, keris-keris tersebut kemudian diolesi minyak. Hal ini dilakukan agar keris itu tidak berkarat. Sehingga keindahan dari keris itu sendiri bisa terus terjaga. Pria berusia 40 ini menuturkan, sejak beberapa tahun belakangan ini, dirinya mulai tertarik dengan benda pusaka peninggalan para leluhur ini. Menurutnya, saat ini keris merupakan salah satu benda pusaka peninggalan nenek moyang yang harus terus dilestarikan keberadaannya.

’’Ini merupakan kebudayaan yang harus dilestarikan. Mengapa kita takut atau risau. Justru peninggalan-peninggalan inilah yang harus kita lestarikan sebagai generasi penerus,’’ terangnya.

Ia pun berharap kepada generasi muda untuk terus menjaga dan melestarikan budaya-budaya dan peninggalan-peninggalan para leluhur. Sebab, hal itu merupakan jati diri bangsa.

’’Kebudayaan itu adalah jati diri bangsa. Sebagai orang timur, sudah seharusnya kita melestarikan apa saja yang menjadi peninggalan para nenek moyang kita. Bukan hanya keris, namun banyak kebudayaan lain yang harus kita jaga,’’ paparnya. (nk)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Agus, Pria dengan Sederet Catatan Hitam Itu Ikut Tahlilan, Lantas Ditahan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler