jpnn.com, SURABAYA - Tim antibandit Surabaya sudah membukukan banyak pengungkapan kejahatan.
Betapa tidak, pada periode kedua (3 Maret-3 April 2017), tim bentukan Satreskrim Polrestabes Surabaya itu berhasil mengungkap 92 kasus kejahatan jalanan.
BACA JUGA: Buntut Ricuh Rapat DPD, Afnan Polisikan 2 Legislator
Dari jumlah tersebut, sekitar 45 tersangka diseret ke hotel prodeo.
Kapolrestabes Surabaya Kombespol Muhammad Iqbal menyatakan bahwa capaian tersebut termasuk luar biasa.
BACA JUGA: Bayi Tewas, Mahasiswi Jadi Tersangka
Dia berharap angka kejahatan jalanan di Surabaya terus menunjukkan tren menurun.
"Mereka patut diapresiasi," ujarnya.
BACA JUGA: Sandi Bakal Diperiksa Lagi Soal Kasus Penggelapan Tanah
Kinerja tim antibandit dianggap mampu meredam kasus kejahatan jalanan di Surabaya.
Apalagi, Iqbal menilai tim tersebut cukup tangkas melawan para bandit.
Agar menimbulkan efek jera kepada pelakunya, mereka kerap memberikan tindakan tegas.
"Sesuai undang-undang, jika dianggap membahayakan, polisi bisa ambil tindakan tegas," lanjut Iqbal.
Selama periode kedua, tim antibandit sudah 18 kali menembak para pelaku kejahatan jalanan.
Bahkan, seorang bandit bernama Apri Mochammad Sholeh alias Dayat tewas di tangan tim tersebut.
Polisi terpaksa melakukannya lantaran Dayat melawan ketika akan ditangkap.
Dia melawan secara membabi buta dengan senjata tajam.
"Itu langkah terakhir ketika tersangka dianggap sudah keterlaluan dan membahayakan nyawa petugas," tegasnya.
Iqbal menerangkan bahwa jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, ada penurunan jumlah kasus yang diungkap.
Pada satu bulan pertama, mereka berhasil mengungkap sembilan kasus lebih banyak.
Meski jumlah tersangka yang ditangkap tetap sama (45 orang).
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKPB Shinto Silitonga menerangkan, kendati secara jumlah kasus menurun, kualitas masing-masing kasus tetap sama.
Apalagi, beberapa bandit lebih nekat karena berani melawan petugas.
"Secara kualitas kejahatan tetap sama dengan periode sebelumnya," ungkap Shinto.
Lebih lanjut, dia masih akan mengevaluasi tiga macam kejahatan jalanan, yaitu curas, curat, dan curanmor (3C) yang menjadi fokusnya.
Menurut dia, tiga indikator itu harus dinilai untuk mengetahui efektivitas tim antibandit.
"Kami lihat secara berkala," tegas Shinto.
Di samping tindakan represif, dia mengaku masih punya misi yang tidak kalah penting.
Yaitu, meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat. Sebab, selama ini keteledoran sering dimanfaatkan para bandit untuk menjalankan aksinya.
"Polisi sudah all-out untuk pemberantasan. Masyarakat seharusnya juga selaras," terangnya.
Bentuk kewaspadaan tersebut, antara lain, dengan tidak memarkir kendaraan di tempat-tempat rawan tindak kejahatan.
Bukan hanya itu. Warga juga senantiasa memasang kunci ganda pada sepeda motornya.
Dia berharap dengan adanya tim antibandit, Kota Surabaya lebih aman. Selain itu, masyarakat merasa terayomi dari pelaku 3C.
Untuk itu, kemarin pihaknya juga mengembalikan barang bukti berupa motor hasil curian kepada pemiliknya. (aji/c6/git/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komnas PA: Bekasi Daerah Merah Kejahatan Seksual Anak
Redaktur & Reporter : Natalia