jpnn.com, JAKARTA - Negara dituntut untuk meningkatkan sumber daya manusia demi mewujudkan Indonesia Emas pada 2045.
Sebab, tanpa memperbaiki SDM, Indonesia akan kesulitan terlebih bonus demografi bisa menjadi boomerang jika tidak diantisipasi.
BACA JUGA: Kerja Sama Bangkitkan 15.000 Wirausahawan
Oleh karena itu, Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) mencanangkan gerakan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
KAMMI membentuk gerakan nasional bernama Jayakan Indonesia (Jayanesia) 2045.
Ketua Umum PP KAMMI Irfan Ahmad Fauzi menyatakan, pihaknya selaku organisasi mahasiswa siap berperan untuk menjadikan organisasi berorientasi kebangsaan dan juga kekaryaan.
BACA JUGA: KAHMI: Bangkitkan Kemanusiaan dalam Aspek Sosial Ekonomi
“KAMMI siap mencetak SDM unggul agar bisa berperan aktif pascakampus, di mana puncaknya pada tahun 2045,” kata dia dalam keterangan yang diterima, Selasa (22/5).
Irfan menyebut gerakan ini akan berkeliling di berbagai kota di Indonesia.
Tujuannya adalah mengajak mahasiswa dan pemuda bergabung di gerakan ini.
BACA JUGA: Polri Bisa Kehilangan Kepercayaan Gara-gara Barbuk Alquran
“Mereka yang bergabung akan diberikan fasilitas pengembangan dan peningkatan kapasitas diri sesuai dengan minat dan bakat. Bentuknya bisa soft skill maupun hard skill,” jelasnya.
Pascaditempa, harap Irfan, mereka siap dilepas dan bertugas menjayakan Indonesia pada 2045. Apalagi, kata dia, menuju 2045, Indonesia akan menghadapi bonus demografi.
Di mana penduduk usia produktif akan lebih banyak dibandingkan penduduk usia tua. Dia menyebut bonus demografi wajib dibarengi dengan kualitas SDM yang unggul.
"Usia produktif mesti dibarengi dengan kapasitas dan keterampilan. Supaya potensi penduduk usia produktif dapat dikerahkan untuk membangun negara,” jelasnya.
Seperti Jepang, kata dia, berhasil menghadapi tantangan bonus demografi.
Pascaperang dunia kedua, negeri sakura menghadapi pertumbuhan penduduk yang pesat. Dua sektor ditingkatkan seperti peningkatan kualitas SDM penduduk dan industrialisasi.
Sementara, menurut Irfan, kualitas SDM Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan negara ASEAN lainnya.
Indonesia menempati peringkat 65 dari 130 negara terkait Global Human Capital versi World Economic Forum (WEF) tahun 2017.
Indonesia kalah dengan Singapura (11), Malaysia (33), Thailand (40), dan Filipina (50).
“Begitu juga dengan Human Development Index (HDI) 2016 dari UNDP, Indonesia yang berada di peringkat 113 dari 188 negara. Ini masih di bawah peringkat negara Asean lainnya yang berada di bawah seratus,” tandas Irfan. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KAHMI Minta Kemenag Tak Jadi Instansi Pemecah Belah
Redaktur & Reporter : Natalia