Yenny Wahid Bicara Nilai Demokrasi di Depan PM Jepang

Kamis, 05 Juli 2018 – 14:12 WIB
Yenny Wahid. Foto: JPNN

jpnn.com, TOKYO - Direktur Wahid Foundation Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid menjadi pembicara dalam simposium internasional bertajuk Shared Values and Democracy in Asia di Tokyo, Jepang, Kamis (5/7) malam waktu setempat.

Simposium internasional itu merupakan event tahunan sejak 2015 yang dihelat Japan Foundation Asia Center (JFAC) dan akan dihadiri Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

BACA JUGA: Hasil Survei The Wahid Institute Sungguh Mengejutkan

Yenny mengatakan, dirinya diundang untuk ikut memberikan sumbangan pemikiran berkaitan dengan topik seputar nilai-nilai kesamaan dan demokrasi yang dia anggap sangat relevan sekaligus kritikal di dunia saat ini.

Di samping itu, topik tersebut juga selaras dengan aktivitas yayasan yang dia pimpin.

BACA JUGA: Salut! Yenny Wahid Bicara soal Wanita Kampung di Forum PBB

”JFAC menyelenggarakan simposium ini untuk melakukan dialog yang bertujuan mencapai pemahaman budaya bersama dan membangun landasan yang kuat untuk mengimplementasikan nilai-nilai persamaan dan demokrasi di Asia pada masa depan,” ujar Yenny, Rabu (4/7).

Yenny menambahkan, dalam penyelenggaraan tahun ini, JFAC mengundang sejumlah tokoh politik, pemimpin agama, dan peneliti dari negara-negara Asia.

BACA JUGA: Yenny Wahid: Ada Kelompok Sengaja Tebarkan Kebencian

Mereka diundang untuk mendiskusikan nilai-nilai persamaan dan demokrasi dalam perspektif orang Asia.

Selain itu, mereka juga membicarakan strategi negara-negara di Asia berevolusi untuk menjadi negara demokrasi modern.

Selain Yenny Wahid dari Indonesia, pembicara lain berasal dari India, Jepang, Filipina, Korea Selatan, Tiongkok, Thailand, Malaysia dan beberapa negara Asia lainnya.

”Dalam simposium nanti akan ada sesi khusus yang membahas pencapaian dan tantangan terkait aktivitas pertukaran budaya antara Jepang dan Asia menuju kolaborasi masa depan,” kata Yenny.

Dalam forum ini, Yenny juga akan memperkenalkan Wahid Foundation sebagai yayasan yang selama ini aktif mempromosikan perdamaian dan keragaman di Indonesia.

Menurut Yenny, Wahid Foundation didirikan untuk memperjuangkan visi kemanusiaan dari almarhum ayahnya, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

”Wahid Foundation didirikan karena kami percaya demokrasi harus melindungi keragaman. Tidak ada contoh yang lebih besar dalam hal perlindungan keanekaragaman ada di negara lain di luar Indonesia, yang merupakan rumah bagi lebih dari 300 kelompok etnis,” ujar Yenny.

Selaku direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid dalam beberapa tahun terakhir memang sering diundang untuk berbicara di berbagai forum internasional.

Pada Maret 2018, dia hadir dan berbicara dalam pertempuan tingkat tinggi yang diselenggarakan UN Women bekerja sama dengan United Nations Office of Counter Terrorism (UNOCT) di markas PBB di New York, Amerika Serikat.

Yenny, antara lain berbicara tentang pelibatan perempuan di tingkat desa dalam upaya global menanggulangi bahaya radikalisme dan terorisme.

”Mereka tertarik dengan program Kampung Damai yang kami inisiasi di berbagai desa di Pulau Jawa,” tutur Yenny.

Sebelumnya, Yenny berbicara dalam forum gelaran Kuwait Council for Cultural and Art pada Februari 2016.

Saat itu dia membahas topik seputar Islam dan peran wanita muslim.

Yenny menjadi pembicara dalam sebuah konferensi tentang agama dan politik di Western Sidney University, Australia, November 2017. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aroma Kuliner Lokal dalam Diskusi Kebangsaan Hasto-Yenny


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler