Yusak Yaluwo, Bupati yang Menang Pilkada saat Dipenjara

Sukses karena Suami Berdoa dan Istri Kampanye

Rabu, 27 Oktober 2010 – 07:27 WIB
Yusak Yaluwo dan Esther Yaluwo Lambey di Rutan LP Cipinang. Foto : Naufal Widi Asmoro/Jawa Pos

jpnn.com - Penjara tak merampas seluruh kemerdekaan Yusak YaluwoDari balik jeruji Rumah Tahanan (Rutan) Cipinang, dia memenangi kontes pemilihan kepala daerah (pilkada) Boven Digoel, Papua

BACA JUGA: Putusan MK Terhadap Pilkada Yalimo Masih Menyisakan Persoalan

Cukup bersejarah.

==========================
NAUFAL WIDI ASMORO, Jakarta
==========================

KABAR gembira yang sampai di telinga Yusak Yaluwo pada 31 Agustus 2010 itu memang menempuh jarak yang begitu panjang

Berita kemenangan tersebut terbang dari Boven Digoel, kabupaten paling timur yang bersebelahan dengan Papua Nugini yang dulu kerap dijadikan pembuangan tokoh-tokoh pergerakan oleh pemerintah Hindia Belanda.

Terpisah ribuan kilometer dari ibu kota, berita gembira itu masih harus menembus ketatnya jeruji besi Rutan Kelas I Khusus Tipikor di kompleks Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cipinang.

Bagaimanapun, warta kesuksesan Yusak sebagai bupati Boven Digoel memang sampai pula di kupingnya

BACA JUGA: Tuduh MK Langgar Hukum, SDI Eksaminasi Putusan Sengketa Pilkada Yalimo

Yusak, incumbent yang berpasangan dengan Yesaya Merasi, dinyatakan menang satu putaran
Dia menang telak

BACA JUGA: Alfitra Salamm Berharap Pemilu dan Pilkada Tuntas Digelar di 2024

Total, rakyat Boven Digoel yang menginginkannya kembali memimpin kabupaten tersebut mencapai 43 persen di antara seluruh pemilih"Rasanya nano-nano (campur-campur, Red)," kata Esther Yaluwo Lambey, istri Yusak, saat ditemui Jawa Pos di Rutan Cipinang pekan lalu.

Wajar saja jika perasaan Yusak dan istrinya teraduk-adukRasanya manis karena mendengar kabar kemenanganTapi juga asem lantaran dia masih mendekam di penjaraDitambah asin, jadilah nano-nanoManis-asam-asin.

Kegembiraan besar dirasakan Yusak lantaran dirinya masih dipercaya rakyatnya untuk menjadi pemimpinPadahal, dia sedang menjadi terdakwa kasus korupsi pengadaan kapal tanker pada 2005Dia juga diduga bertanggung jawab atas penggelapan dana kas daerah dalam kurun Januari 2006-November 2007.

Yusak yang sekarang menjalani sidang di Pengadilan Tipikor itu dituntut lima tahun penjara dan denda Rp 200 jutaJika denda tak terbayar, dia harus menambah enam bulan kurunganYang cukup besar, Yusak dituntut mengganti kerugian negara Rp 65,2 miliar.

Tuntutan itu memang menambah gundah Esther yang ingat betul bagaimana suaminya menuju buiPada 14 April, Yusak dijemput paksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)Penangkapan itu dilakukan setelah penyidik mendapat informasi bahwa Yusak terbang dari Papua ke JakartaAkhirnya, Yusak langsung dibawa ke KPK beberapa saat setelah roda pesawat menyentuh landasan"Saya ikut dan lihat," ungkap Esther.

Penangkapan itu terjadi ketika Yusak kadung mendaftar sebagai calon bupati periode 2005?2010 ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Boven DigoelKarena itu, praktis dirinya tidak bisa berbuat apa-apa untuk memenangi pilkada tersebutSebab, kemerdekaannya sedang dibatasiYusak dibuiDia hanya bisa mengikuti perkembangan pilkada itu lewat satu dua kabar yang melewati sela-sela jeruji besi"Ya bagaimana lagi" Saya kan di dalam penjara," ujarnya.

Yusak memang tak bisa berbuat apa-apaTapi, dia mengakui bahwa tim suksesnya tidak diamSebab, proses politik tak serta-merta mandek"Tetap jalanTim sukses sudah ada," tegasnya.

Pun begitu, tim sukses tersebut terancam tidak suksesKerja mereka tidak maksimalYang pertama, orang yang bakal disukseskan sedang absenSelain itu, dukungan finansial tak memadaiPria kelahiran Firiwage, 20 Mei 1970, tersebut menuturkan, tim berjalan apa adanya menuju kesuksesanMereka dibantu sumbangan-sumbangan.

Yusak hanya bisa menunggu kabar saat masa kampanye yang berlangsung dua minggu, mulai awal AgustusTak seperti calon-calon lain, Yusak tak bisa berkampanyeDia tak bisa hadir di tengah-tengah massa untuk menyampaikan janji-janji kerjaTugas itu akhirnya didelegasikan kepada Esther"Masyarakat yang mintaKalau bapak tidak ada, ibu yang turun," kata perempuan kelahiran Manado tersebut.

Esther pun menguatkan hati untuk menjalani situasi tidak menentu itu"Harus kuatRisiko pemimpin," ungkap perempuan kelahiran 30 April 1972 tersebutSaat tim sukses bekerja dan istri berkampanye, Yusak mengaku tak henti-henti berdoa.

Untuk sementara, doanya terjawabYusak menjadi bupati lagiLulusan Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi, Manado, tersebut mengungkapkan, dirinya terpilih kembali karena prestasinya selama menjabat pada 2005?2010"Saya bekerjaMasyarakat tetap pilih saya karena saya bisa penuhi kebutuhan mereka, jawab keinginan mereka," jelas YusakKarena itu, meski di balik bui, dia tetap berjaya.

Capaian yang disebut Yusak itu meliputi bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pengembangan ekonomi kerakyatanJalan-jalan sudah dibangunMisalnya, menembus isolasi Boven?MeraukeBegitu pula antardistrik di Boven Digoel.

Untuk urusan pendidikan, kebutuhan fisik maupun tenaga pengajar diklaim telah dipenuhi YusakGuru-guru kontrak dari luar Papua juga adaSemua, kata dia, dibiayai dana otonomi khususSelain itu, dia menyediakan beasiswa bagi mahasiswa asal Boven Digoel di seluruh Indonesia.

Untuk urusan kesehatan, angka kematian ibu dan bayi saat kelahiran berhasil ditekanPada masa pemerintahannya, rintisan rumah sakit tipe C di Boven Digoel sudah terlaksana.

Yang tidak kalah penting, menurut Yusak, adalah stabilitasWilayah Boven Digoel adalah yang terpanjang di perbatasan RI-Papua Nugini"Ini jauh lebih maju dari daerah-daerah lain yang dimekarkan secara bersamaan dengan Digoel," ujar pria yang menyelesaikan pendidikan S-2 bidang sumber daya pembangunan yang juga dari Universitas Sam Ratulangi ituAtas capaian tersebut, pemerintahannya mendapatkan penghargaan percepatan pembangunan pada Agustus 2008 dari presiden.

Saat ini, setelah Yusak dinyatakan sebagai pemenang pilkada dan surat keputusannya sudah diteken Mendagri, masyarakat di Boven Digoel menginginkan bupatinya bisa segera kembaliBahkan, melalui wakil kepala distrik, mereka datang ke Jakarta untuk membawa kembali Yusak"Mereka diperintah ke Jakarta untuk membawa pulang bupati," kata R.A.HKalalo, kepala Bappeda Boven Digoel.

Distrik-distrik itu, antara lain, Iniandit, Yaniruma, Bomakia, Kia, Kou, dan FiriwageMenurut Kalalo, masyarakat meminta bupatinya segera bisa menjalankan tugas sebagai kepala kabupaten dan kepala adat di Boven DigoelTapi, saat ini, Yusak memang harus merampungkan kasus hukum yang sedang membelitnya itu(*/c5/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tikus Pithi Pengusung Rival Gibran di Pilkada Surakarta Bikin Partai, Ini Namanya


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler