Kondisi keluarga yang miskin membuat pengobatan Zirgi Ahmad Fabian berhenti di tengah jalanPenderita kelainan posisi usus itu dibawa pulang paksa dari rumah sakit meski dokter menyarankan untuk dioperasi.
Moh
BACA JUGA: Kali Pertama Digelar, Lelang Barang-Barang Eks Gratifikasi
Hilmi Setiawan - JakartaCUACA kawasan Jalan Karet Pasar Baru Barat I, Kelurahan Karet Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (11/10) cukup terik
BACA JUGA: Tangkiwood, Kampung Artis Tempo Dulu yang Kini Hampir Punah
Sambil menghela napas dan mengenakan masker, Muhammad Imam Muslim, bapak Zirgi, muncul dari balik debu-debu tipis tersebut
BACA JUGA: Guru Vini Noviani, Diadili gara-gara Lempar Pasir ke Arah Bos Pengembang Perumahan
Imam atau yang biasa disapa Bonank itu harus selalu menggunakan maskerSebab, dia adalah penderita asma ringan"Saya tidak ingin ini (asma, Red) memperburuk kondisi anak saya," katanyaMeski, dia tahu bahwa asma bukan penyakit menular.
Imam dan Meri Susanti, istrinya, tinggal di kamar kos-kosan kecilUkurannya sekitar 3 x 4 meterKos-kosan tersebut disewa Imam seharga Rp 350 ribu per bulanSaking kecilnya, Imam hanya bersedia diwawancarai di sebuah warung di samping mulut gang menuju tempat kosApalagi, dia tidak mau Zirgi yang sedang tertidur pulas terganggu hingga terbangun dan menangis.
Sambil tetap mengenakan masker, Imam lantas bertutur tentang kondisi Zirgi, anak pertamanya yang lahir pada 31 Agustus lalu itu"Zirgi lahir tepat saat Lebaran," ungkap anak keenam di antara delapan bersaudara tersebut.
Imam menuturkan, selama istrinya hamil, tidak ada gejala-gejala kelainan kandunganSemua normalBegitu ada tanda-tanda bakal melahirkan, Imam langsung merujuk istrinya ke bidan kampung yang siaga 24 jamSayangnya, karena saat itu H-1 Lebaran, bidan andalan Imam mudik.
Dia benar-benar cemas saat ituApalagi, kali ini adalah kehamilan permata MeriBapak 29 tahun tersebut lantas membawa istrinya ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Budi Kemuliaan di belakang markas Bank IndonesiaSehari dirawat, Meri pun melahirkan dengan operasi caesar
Operasi tersebut merupakan anjuran dokterImam menuturkan, istrinya sudah mengeluarkan banyak tenaga hingga pembukaan ketujuhSelain itu, pinggang Meri dinilai terlalu sempit"Kata dokter, karena terlalu banyak ngeden, khawatir tenaganya habis saat pembukaan kesepuluh," ungkapnya.
Tanpa pikir panjang, Imam mengiyakan permintaan dokter untuk melakukan operasi caesarUntuk biaya operasi hingga perawatan, Imam menghabiskan sekitar Rp 15 jutaBagi pria yang sehari-hari bekerja serabutan tersebut, duit Rp 15 juta itu sangat besarDengan bekerja serabutan di Jakarta, tutur Imam, paling banter dirinya bisa mengumpulkan Rp 600 ribu per bulanUntungnya, saat itu dia mendapat bantuan dana dari orang tua.
Urusan biaya operasi kelahiran dan perawatan Zirgi pun beresZirgi yang lahir dengan bobot 32 ons dan panjang 49 sentimeter itu lantas dibawa pulang setelah sekitar sepekan dirawat.
Kepulangan Zirgi ke kos-kosan disambut bahagia seluruh warga kanan-kiri ImamSayangnya, tidak sampai sepekan, kondisi Zirgi dropImam menyatakan, anaknya itu sering kejang dan muntah-muntahTakut kondisinya semakin buruk, Imam membawa Zirgi kembali ke RSIA Budi Kemuliaan pada 22 September lalu.
Saat masuk RS untuk kali kedua tersebut, Zirgi harus dirawat intensif di ruang ICU"Saya dan istri saja dibatasi untuk menjenguk," tuturnya.
Belum reda kecemasan Imam, muncul kabar burukDokter mendiagnosis bahwa Zirgi mengalami kelainan posisi usus"Katanya, terjadi penumpukan posisi usus," jelasnyaDia juga mendapat kabar bahwa ada kelainan kecil di jantung Zirgi yang harus dipantau serius.
Saat difoto rontgen, Imam mengaku tidak bisa melihat dengan jelas kelainan usus anaknya ituDia hanya mendapat keterangan dari dokter bahwa Zirgi sering muntah-muntah karena pencernaan di ususnya mengalami gangguan lantaran kelainan posisi.
Karena sering muntah, berat badan anaknya itu menyusut menjadi 27 onsKondisi tubuh Zirgi memang cukup kerempengTulang rangka bagian depan terlihat menonjol dibalut kulit tipisDi bagian paha, tulang Zirgi juga terlihat jelas seperti tidak dibalut daging"Cara satu-satunya untuk mengatasi kelainan usus anak saya adalah dengan operasi," lanjut Imam.
Setelah beberapa saat meminum air putih hangat, Imam menuturkan, rumah sakit mematok biaya lebih dari Rp 20 juta untuk operasi pembenahan usus tersebutDia mengaku saat ini benar-benar tidak punya uangSebab, untuk opname Zirgi gelombang kedua itu saja, sejak 22 September hingga 7 Oktober, dirinya sudah repot mencari uang
Sejatinya, saat itu Zirgi belum bisa dibawa pulang karena masih dirawat dan dipantau intensif oleh dokterTapi, Imam benar-benar kalut saat disodori tunggakan biaya kesehatan Rp 25 jutaanKarena itu, dia memaksakan untuk membawa pulang Zirgi dan akan dirawat sendiri di rumah.
Untungnya, saat itu Imam mendapat potongan karena memiliki surat keterangan tidak mampu (SKTM)Berbekal kartu tersebut, dia hanya mengeluarkan Rp 7 jutaan"Meski Rp 7 juta, buat keluarga kami, itu berat," tegasnya.
Dengan mimik iba, Imam kini mengharapkan donasi dari masyarakat untuk membantu ongkos operasi pembenahan posisi usus yang dialami Zirgi"Kami siap untuk operasiSebab, itu juga untuk masa depan anak saya," katanya.
Tapi, lagi-lagi kini dirinya sudah tidak memiliki uangApalagi, sejak anak pertamanya itu sakit-sakitan, Imam jarang bekerja serabutan dan narik ojek.
Sejak dibawa pulang paksa tersebut, secara umum kondisi Zirgi lebih baikDia sudah jarang terlihat kejang-kejangTapi, dia masih sering muntah-muntah, minimal sekali dalam sehari(c5/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketika Amien Rais dan Zulkifli Hasan Besanan
Redaktur : Tim Redaksi