SLEMAN- Pasca penurunan jarak radius aman di wilayah Cangkringan tak disia-siakan oleh para petaniKendati begitu warga lereng Merapi yang berdomisili dalam radius tak aman tetap nekat mengerjakan sawah, kemarin (19/11)
BACA JUGA: Macan Turun Gunung, Kera Pindah ke Merbabu
Tibanya musim panen menjadi alasan petani menggarap sawah"Nek sawah boten digarap njuk pripun
BACA JUGA: Kemdiknas Siapkan Rp 301 Miliar untuk Korban Merapi
Lha kulo hasile mung sabin nikuBACA JUGA: Kejati Usut Proyek Rumah Nelayan
Saya dapat hasil hanya dari sawahTidak ada penghasilan harian buat menyambung hidup)," papar Minto Utomo,75 saat membajak sawahnya di dusun Dongkelsari, desa Wukirsari, kecamatan Cangkringan, kemarinDusun Dongkelsari berjarak sekitar 13 kilometer dari puncak MerapiPadahal jarak aman yang ditentukan oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Badan Geologi, Kementerian ESDM, Surono di wilayah Cangkringan radius aman turun dari 20 kilometer menjadi 15 kilometerSedangkan di wilayah kecamatan Turi menjadi 10 kilometerTerhitung sejak Jum"at (19/10)
"Saya ya bolak-balikKalau sore kembali ke barak pengungsian," imbuh Minto yang mengungsi ke GunungkidulMenurut Minto, memasuki pertengahan November telah masuk musim tanam, sehingga benih yang ada harus segera dimanfaatkan."Kalau telat tandur, bisa jadi nggak panenKalau begitu jadi nggak bisa makan," lanjut pemilik lahan sekitar 200 meter persegi itu
Diakui oleh Minto, untuk menuju ke sawah miliknya agak kesulitan lantaran dijaga ketat oleh aparat polisi dan TNIBagi siapa saja yang bukan warga setempat dilaran melintas, terutama melalui jalur utama menuju kecamatan CangkringanHanya saja masih banyak jalan-jalan tikus yang bisa dilalui"Nek dicegat nggih ngendho lewat dalan liyane," tutur Minto diamini oleh Irfani,25 petani lainnya
Kalau tidak nekat, imbuh Irfani, maka petani terancam tak bisa mengolah sawah meski status Merapi dinyatakan amanAlasannya benih padi yang ada saat ini sudah siap tanam"Kalau tak segera ditanam, bisa jadi nggak thukul karena benih ketuaan," jelas Irfani yang tiap sore mengungsi ke barak Plosokuning, NgemplakDaripada harus menanggung rugi terlalu banyak, menurut Irfani, satu-satunya jalan harus nekat.
Sawah tetap harus digarap tak boleh terlambat"Sawah di daerah Cangkringan itu mengandalkan hujanJadi kalau kelewat kemarau tentu kami tak panen," katanyaDia berharap kepada pemerintah agar tak hanya peternak sapi saja yang mendapat ganti rugiPetanipun harus mendapat kebijakan yang samaYakni berupa penggantian benih padiAtau setidaknya petani bisa mendapatkan bantuan untuk mengolah kembali lahan yang rusak terkena debu vulkanik.(yog)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kabur, Tahanan Ditembak Mati
Redaktur : Tim Redaksi