Zulhasan Ajak Dokter Hewan Jadi Pelopor Pemilu Damai

Senin, 17 Desember 2018 – 20:46 WIB
Ketua MPR Zulkifli Hasan bersama ratusan anggota PDHI dan PIDHI saat mengikuti Sosialisasi Empat Pilar di Gedung Nusantara V, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Senin (17/12/2018). Foto: Humas MPR

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Zulkifli Hasan mengajak ratusan anggota Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dan Perhimpunan Istri Dokter Hewan Indonesia (PIDHI) untuk peduli pada Pemilu 2019 mendatang.

“Dokter hewan dan istrinya harus menjadi pelopor damai dalam Pemilu di tahun depan,” ujar Zulhasan sapaan Zulkifli Hasan di hadapan ratusan anggota Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dan Perhimpunan Istri Dokter Hewan Indonesia (PIDHI), saat mengikuti Sosialisasi Empat Pilar di Gedung Nusantara V, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Senin (17/12/2018).

BACA JUGA: Ganjar Pastikan Jateng Merah Semua

Menurut mantan Menteri Kehutanan itu, Pemilu merupakan hal yang biasa sebab dilaksanakan secara rutin tiap lima tahun sekali. Untuk itu Zulhasan berharap semua saling menghormati dan menghargai dalam soal pilihan.

BACA JUGA: Pengakuan La Nyalla Bisa Berbuah 9 Juta Suara untuk Jokowi

Menurutnya, bila pemimpin yang ada sudah bagus, silakan pilih kembali namun bila ada yang ingin pemimpin baru, juga silakan memilih pemimpin yang diinginkan. “Semua diselesaikan secara sederhana di bilik TPS pada 17 April 2019,” ujarnya.

Bagi Zulhasan, kita tak perlu gaduh dalam soal pilihan Presiden sebab calon yang ada sama-sama orang Indonesia dan merupakan kader terbaik dari partai pengusung. Dalam Pemilu tahun 2019 diinginkan terciptanya suasana yang penuh kegembiraan dan menjauhkan dari rasa permusuhan.

BACA JUGA: Ganjar Menargetkan Jokowi - Maruf Menang Besar di Jateng

Dalam demokrasi, kedaulatan ada di tangan rakyat. Sistem demokrasi yang sudah disepakati sejak tanggal 17 Agustus 1945 seharusnya sistem ini menghasilkan kedamaian, kesetaraan, kemakmuran, dan keadilan bagi semua. Diakui dalam proses perjalanan demokrasi, ada kemajuan yang sudah dicapai namun ada pula yang perlu untuk diperjuangkan.

“Ada catatan-catatan pada demokrasi yang berkembang untuk dievaluasi,” ungkapnya.

Saat ini, menurut Zulhasan, ada penyimpangan demokrasi. Kedaulatan yang ada tidak digunakan semestinya. Penyimpangan itu seperti bagaimana money politic, pembagian sembako, dan yang lainnya terjadi saat Pemilu. Hal demikianlah yang membuat Pemilu menjadi mahal dan berbiaya tinggi.

Akibatnya calon kepala daerah mencari sponsor saat maju Pilkada. Bila mereka terpilih, kali pertama yang dipikirkan mengembalikan modal kepada para penyandang dana. “Akhirnya kekuasaan yang ada untuk mencari kekayaan,” ucapnya.

“Untuk itu perlu ada perbaikan dalam sistem demokrasi yang ada,” ungkapnya.

Zulhasan ingin demokrasi yang ada disempurnakan sehingga mampu mencapai tujuan yang ideal yakni sesuai dengan cita-cita Indonesia merdeka.

“Indonesia yang adil dan makmur,” tuturnya.

Ia menyampaikan bahwa kita ingin merdeka karena ingin bersatu. Dalam persatuan, bangsa ini bisa menciptakan keadilan dan kesetaraan. Untuk itu semua element masyarakat harus bisa menjadi perilaku yang disinari cahaya ketuhanan, mempersatukan bukan yang memecah belah, mengutamakan musyawarah untuk mufakat.

“Perilaku seperti inilah yang akan menciptakan keadilan bagi semua dalam wadah NKRI,” ucapnya.(adv/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bupati Adik Zulkifli Hasan Didakwa Terima Suap Rp 72 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler