‎Pencoretan Jagonya Demokrat Jelang Pemungutan Suara Bikin Pemilih Bingung

Selasa, 08 Desember 2015 – 00:36 WIB
Massa pendukung JR Saragih-Amran Sinaga yang marah, menggelar aksi unjuk rasa berbuntut bentrok dengan aparat kepolisian, Minggu (6/12). Foto: Metro Siantar/JPG

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat Pemilu Girindra Sandino menilai, langkah Komisi Pemilihan Umum (KPU) Simalungun mencoret pasangan calon kepala daerah JR Saragih-Amran Sinaga di saat-saat menjelang pemungutan suara, akan berpengaruh pada kelangsungan pelaksanaan pilkada. Paling tidak, terhadap masyarakat yang akan menggunakan haknya di tiap-tiap tempat pemungutan suara (TPS) pada Rabu (9/12) mendatang.

Pasalnya, di satu sisi, KPUD telah mencetak surat suara dengan ikut mencantumkan JR-Amran sebagai peserta yang diusung Partai Demokrat itu. Sementara di sisi lain, surat suara tidak mungkin dicetak ulang, kalau tetap ingin memaksakan pencoblosan tetap berlangsung sesuai jadwal nasional. Akibatnya, masyarakat pemilih yang akan dirugikan. Karena sangat pasti akan merasa kebingungan.

BACA JUGA: Doa Bersama Anak Yatim, PKB Berharap Pilkada Berjalan Damai

"Di Kabupaten Simalungun, itu surat suara sudah tercetak. Ini akan membingungkan pemilih," ujar Anggota Caretaker Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia tersebut di Jakarta, Senin (7/12).

Karena itu Girindra menyarankan, KPU dapat segera mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan. Karena walau bagaimana pun, esensi dari demokrasi adalah adanya partisipasi politik rakyat.

BACA JUGA: Baca Nih, Peringatan KIP untuk Penyelenggara Pilkada

Jika itu gagal, yang lebih berbahaya lagi adalah loyalitas rakyat terhadap sistem demokrasi akan tergerus dan konsolidasi yang sudah dibangun perlahan bisa hancur. 

"Harus hati-hati terhadap partisipasi politik rakyat. Jangan dianggap remeh, selama ini yang ramai malah elit-elit Jakarta dan lokal. Pendidikan dan pencerdasan politik terhadap rakyat sangat minim. Partisipasi politik rakyat tidak hanya dilihat dari kuantitas kehadiran di TPS-TPS. Dalam perspektif lebih maju, partisipasi politik rakyat perlu lebih besar di tiap tahapan pilkada, ikut serta dalam mengkritisi dan masukan di tiap tahapan, jadi bagian tim pemenangan, ikut meramaikan kampanye tanpa dimobilisasi dan lain-lain," ujarnya. (gir/jpnn)

BACA JUGA: Awas, Birokrasi Terbawah Mengarahkan Memilih Calon Tertentu

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ah, Si Cantik Ini Terlalu Kuat?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler