‎Penderita Penyakit Aneh di Wajah Itu Akhirnya Meninggal Dunia

Rabu, 25 Mei 2016 – 00:09 WIB
Dodiyasa penderita penyakit aneh yang akhirnya meninggal. Foto: Bali Ekspres/ist

jpnn.com - DODIYASA, 25, penderita penyakit aneh di bagian wajah akhirnya meninggal dunia, Kamis (19/5) lalu di Rumah Sakit Mangusada, Kapal, Badung. Jenazah pria lajang dikubur hari Minggu (22/5) di Banjar Talang Pati, Baturiti, Tabanan.

MADE DWIJA PUTRA, Badung 

BACA JUGA: "Dagangan Pengungsi" Ala Ban Ki-moon dan Recep Tayyip Erdogan

BEGITU penyakit aneh itu semakin menjadi, kabar penyakit mendiang sebelumnya cepat tersiar di media sosial Facebook oleh kerabat maupun teman-temannya. Begitu juga, kabar meninggalnya cepat tersiar di media sosial. 

“Selamat jalan Yan Dodi. Kami merasa kehilangan dan kami semua sudah berusaha membantu agar kamu bisa sembuh. Kamu yang sabar, Yan. Nanti di kehidupan yang akan datang kamu bisa lahir normal dan hidup lebih bahagia. Tapi, Tuhan sudah berkehendak. Kami selalu merindukan kamu Yan Dodi. Amor ring acintya, ” jelas Epha kerabat Dodi yang mengunggah foto di media sosial, Facebook atas nama Epha Emank Polozz.

BACA JUGA: Saat Umat Muslim Salat Jumat, Warga Hindu Tutup Warung

Sementara Dirut RSUD Mangusada Agus Bintang Suryadi, mengatakan kondisi awal pasien ketika dirujuk ke RSUD Mangusada dalam kondisi tidak memungkinkan untuk diambil tindakan operasi. Tim medis yang menangani memutuskan untuk dilakukan pemulihan, sebelum melanjutkan pada proses operasi.

“Pertama masuk rumah sakit kondisi kurang bagus. Pihak rumah sakit melakukan pemulihan. Setelah kondisi pasien membaik baru dilakukan operasi tahap pertama, dan ternyata terdapat cairan di otaknya,” ungkap Bintang, didampingi Kepala Bidang Pelayanan Made Nurija, saat dikonfirmasi, kemarin (23/5).

BACA JUGA: Jelang Eksekusi Mati, Nusakambangan Rawan Rusuh, Begini Cara Meredam

Kata dia, operasi pertama telah dilakukan pada Selasa (17/5) lalu yang diawali dengan pengambilan jaringan tumor, dilanjutkan dengan operasi otak. Sebab, hasil diagnose pasien juga menderita hydrocephalus akibat dari penekanan tumor yang telah mendekati batang otak. 

“Ternyata penyakit yang diderita pasien cukup kompleks. Matanya juga sudah mengecil. Namun, untuk penanganan hydrocephalus, kami sudah memasang selang untuk mengeluarkan cairan,” terangnya.

Setelah dilakukan operasi tahap pertama, lanjutnya pasien dirawat di ruang ICU dengan kondisi yang telah membaik. Pasien pun dipindahkan ke ruangan intermedis. Pasien tiba-tiba mengalami sesak nafas dan akhirnya meninggal dunia setelah mendapat pertolongan pertama dari tim medis. Pasien dinyatakan meninggal pada Kamis (19/5) pukul 13.00.  

Selama dirawat di RSUD Mangusada, almarhum Dodi mendapat penanganan 12 dokter spesialis, di antaranya adalah spesialis saraf, spesialis bedah plastik, dan spesialis interne. Kondisi ini, kata Bintang telah dilaporkan kepada wakil bupati yang memberi rekomendasi untuk ditangani RSUD Mangusada.

“Memang berdasarkan hasil diagnosis tim dokter kemungkinan besar untuk diselamatkan sangat kecil, karena penyakit tuberculosis complex yang sudah komplikasi dan menjalar ke mana-mana,” katanya. 

Sementara I Made Eka Darma, adik sepupu Dodi mengakui keluarga yang ditinggalkan sangat berduka. Namun keluarga juga telah merelakan. Sebab, Dodi juga telah diajak berobat ke mana-mana oleh keluarga bahkan sampai mendapat bantuan dari Pemkab Badung. 

“Mungkin sudah jalannya dan kami selaku keluarga juga telah merelakannya. Jenazahnya sudah dikubur pada hari Minggu (22/5) di Banjar Talang Pati, Baturiti, Tabanan, ” terangnya. 

Seperti diketahui, Dodi lama tinggal di Banjar Abing,  Desa Sulangai, Petang, Badung namun setelah sakitnya semakin parah dia pulang ke rumah asalnnya di Banjar Talang Pati, Baturiti, Tabanan. Ayah kandungnya bernama Made Sukra sudah lama meninggal semasa dia masih kecil. 

Namun ibunya Made Yanpel sudah kembali ke rumah asalnya di Banjar Abing, Badung. Dodi mengidap benjolan di hidungnya sejak kecil. Hal tersebut dikatakan keturunan dari bapak almarhum.

Dodi kesehariannya bekerja sebagai buruh serabutan. Kadang bekerja membawa kayu dan lain sebagainya. 

Beberapa bulan belakangan ini dia tidak dapat beraktivitas seperti dulu. Hal itu disebabkan matanya sudah tidak bisa melihat dan kondisi fisiknya dirasakan mulai lemah.

Pada Kamis (21/4) Wakil Bupati Badung Ketut Suiasa mendatangi kediaman ibunya di Petang didampingi Direktur Rumah Sakit Manguwaras Badung Agus Bintang Suryadi dan Camat Petang I Gusti Ngurah Ariawan.

Wabup Suiasa dalam kesempatan tersebut menyampaikan kepada pihak keluarganya untuk tidak merasa takut dan ragu dan menyerahkan sepenuhnya keberadaan mendiang waktu itu dalam pengobatan yang ditangani oleh tim kesehatan Kabupaten Badung. 

Waktu itu juga, Dodiyasa dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan diantar dengan ambulans yang sudah disiapkan oleh RS Mangusada Badung. Dia diantar keluarga dan warga setempat. (*pit) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ganasnya Nusakambangan, Anak Sipir Meninggal 10 Hari sebelum Nikah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler