1,3 Juta Guru Sasaran Pelatihan Kurikulum Baru
jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bakal semakin gencar menjalankan implementasi Kurikulum 2013 tahun depan. Pada tahun kedua pelaksanaan kurikulum anyar itu, Kemendikbud siap melatih 1,3 juta guru di seluruh Indonesia. Supaya tidak kedodoran, mereka melibatkan sejumlah organisasi pendidikan.
Mendikbud Mohammad Nuh mengatakan bahwa organisasi pendidikan yang mereka libatkan bukan sembarang organisasi. Tetapi mereka pilih organisasi yang cenderung dekat dengan pelaksanaan teknis pendidikan. "Misalnya organisasi pendidikan yang memiliki atau menaungi langsung sekolah-sekolah," katanya.
Menteri asal Surabaya itu mencontohkan organisasi pendidikan yang bakal diajak bergabung adalah dibawah bendera Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Seperti diketahui dua ormas Islam itu memiliki badan otonom yang khusus mengelola pendidikan dari tingkat dasar hingga tinggi.
Organisasi pendidikan lain yang akan dilibatkan adalah Persatuan Guru Republik Indonesia yang juga memiliki unit pengelola sekolah. Kemudian organisasi pendidikan seperti Majelis Pendidikan Kristen, Majelis Pendidikan Konghucu, Hundu, dan Budha. "Implementasi kurikulum baru ini adalah kebutuhan bersama," kata Nuh.
Nuh menegaskan bahwa realitas di lapangan guru yang mengajar kurikulum baru tidak hanya yang berstatus sebagai PNS. Tetapi sebagian lagi juga ada guru swasta. Dia mengatakan Majelis Pendidikan Kristen bisa memberikan pelatihan kepada guru-guru yang berada di provinsi Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Secara teknis pelatihan kurikulum baru ini berjalan selama 52 jam dan dilaksanakan selama satu minggu.
Meskipun melibatkan banyak pihak, Nuh mengatakan Kemendikbud tetap berwenang memberikan standar pelatihan, penyiapan instruktur nasional, dan pembiayaan. Dia mengatakan Kemendikbud akan menyiapkan pola laporan pelaksanaan pelatihan guru untuk implementasi kurikulum baru yang dilaksanakan sejumlah organisasi pendidikan.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo mengatakan, implementasi kurikulum 2013 bakal digenjot habis-habisan tahun depan. Untuk itu dia meminta Kemendikbud benar-benar mempersiapkan dengan matang. "Jika tidak, Kurikulum 2013 terlihat gagah padahal di dalamnya bolong-bolong," katanya.
Sejumlah aspek dalam perubahan kurikulum ini disorot PGRI. Mulai dari kondisi kekurangan guru di sejumlah daerah. Kemudian perubahan paradigma penilaian siswa untuk jenjang SD dan sederajat. "Bagaimana guru bisa melakukan penilaian yang menyeluruh, jika rombongan belajarnya gemuk," ujarnya. Di sejumlah daerah, Sulistyo mengatakan ada rombongan belajar yang berisi hingga 60 siswa.