17 Dokter Spesialis Mengundurkan Diri, RS Mulai Tolak Pasien
Biasanya dia mendapatkan jadwal kunjungan pemerikasaan sekitar pukul 10.00 hingga 11.00 wita. Namun, namun pada hari Sabtu pemeriksaan dilakukan baru sekitar pukul 13.00 wita oleh dokter yang berbeda.
"Saya awalnya gelisah karena tidak ada dokter yang memeriksa kondisi saya, namun setelah tidur siang anak saya membangunkan saya karena mau dicek kondisi oleh dokter. Kalau saya perhatikan hanya jadwalpemeriksaan dokter saja yang berubah Pak, kalau cek imfus, obat atau pengantar makan tetap saja seperti biasa, entah dengan pasien lainnya," ungkapnya.
Anak dari Wahid, Adnan menambahkan untuk pelayanan yang diterima ayahnya tidak terlalu ada perubahan.
Hanya saja keadaan rumah sakit regional Sulbar sedikit sepi dibandingkan hari sebelum aksi pengunduran diri tersebut.
"Biasa banyak dokter yang lalu lalang, namun tiga hari ini sedikit, yang banyak hanya pegawai RS Regional saja yang membawa makanan atau mengangkut stok obat. Kalau saya amati yang tertutup itu hanya poli Pak, karena jika saya disuruh mengambil obat tetap ada orang, begitu juga di rekam medik selalu terbuka," ulasnya.
Direktur RS Regional Sulbar, dr Andi Munasir membenarkan adanya penolakan pasien di RS Regional. Dia mengatakan penolakan tersebut dilakukan karena tidak mampunya dokter jaga di IGD untuk menangani pasien yang datang.
“Kami takut terjadi apa-apa sehingga kami langsung rujuk. Untuk sementara IGD hanya dijaga dokter umum jadi jika penyakit pasien parah akan langsung dirujuk,” kata Andi Munasir, Minggu 10 Desember.
Lebih lajut pria yang akrab disapa Ade tersebut menuturkan hari ini akan ada pertemuan semua stakeholder terkait. Rapat tersebut akan dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulbar.