2 Butir Soal Unas Puji Jokowi
Kemendikbud Siap Hukum Pembuat Soaljpnn.com - TANGERANG - Pelaksanaan ujian nasional (unas) tidak lepas dari persoalan. Pada penyelenggaraan unas SMA/sederajat hari pertama kemarin, terungkap masalah serius. Dua butir soal ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia memampang cerita calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo.
Soal ujian yang menceritakan secuil kisah hidup Jokowi itu berbentuk paparan sepanjang dua paragraf. Paparan itu lantas dipakai acuan untuk menjawab butir soal nomor 13 dan 14. Pada butir soal nomor 13, soal ujian berbunyi; Keteladanan Jokowi dalam kutipan wacana tersebut adalah?.
Terkait insiden ini, muncul beragam spekulasi. Pertama adalah panitia pembuat soal unas telah disusupi tim pendukung Jokowi. Dengan berhasil disusupkannya soal itu, popularitas Jokowi di anak-anak kelas III SMA dan sederajat lebih terkenal. Dengan jumlah peserta unas SMA/sederajat mencapai 2,7 juta orang, potensi suara dalam pemilu presiden nanti cukup signifikan.
Spekulasi kedua adalah jajaran pembuat soal di bawah komando Kemendikbud sengaja menyusupkan soal ujian tentang profil Jokowi itu. Tujuannya untuk memunculkan kesan negatif di masyarakat.
Dengan insiden ini, tentu banyak masyarakat atau siswa menilai upaya Jokowi untuk mengatrol popularitasnya melebihi batas kewajaran. Unas yang merupakan kegiatan murni akademik juga dipakai saranan mengenalkan diri.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohommad Nuh belum bisa berkomentar banyak soal insiden memalukan itu. "Kasih waktu saya untuk melihat langsung wujud soal yang katanya ada profil pak Jokowi itu," ujarnya saat mengunjungi pelaksanaan unas di Lapas Anak Pria Tangerang kemarin.
Nuh berjanji akan mengevaluasi insiden ini. Dia menuturkan jika nanti ada unsur kesengajaan, tim pembuat soal ujian akan dikenai sanksi. Menteri asal Surabaya itu belum bisa memastikan bahwa pemuatan profil Jokowi dalam soal unas itu ada unsur kesengajaan atau murni akademik. Termasuk apakah soal tentang profil Jokowi itu menyimpang dari kisi-kisi unas yang telah ditetapkan.
Mantan rektor ITS itu juga belum bisa membuat keputusan penting atas kejadian ini. Termasuk apakah soal mata pelajaran bahasa Indonesia akan dibatalkan, karena ada masalah dalam fase pembuatan soal ujiannya.