3 Mahasiswa UI Merancang Aplikasi TODerse untuk Mengatasi Kemacetan
Kemudian, mix (tata guna lahan yang bervariasi), density (pemadatan antarbangunan yang dapat menunjang kebutuhan orang di sekitar kawasan tersebut), compact (tidak adanya lahan kosong, semuanya benar-benar dimanfaatkan), dan shift (perpindahan antarmoda yang efektif dan efisien).
Aplikasi ini pun memiliki beberapa fitur, yaitu integrated scheduling (penjadwalan terintegrasi) untuk dapat memperkirakan waktu keberangkatan dan tiba pada jenis moda masing-masing, aparthouse (preferensi tempat hunian) sebagai referensi hunian bagi masyarakat yang ingin memiliki hunian di tengah kota.
Kemudian, mode choice memberikan informasi terkait pilihan moda dan rute yang dapat dipilih untuk sampai di lokasi tujuan dengan pilihan dari jarak tempuh terdekat, waktu tercepat, dan biaya termurah.
Lalu, integrated ticketing sebagai cara agar pembayaran tiket berada dalam “satu pintu”, dan nonmotorized reward, yaitu reward berupa poin bagi para pengguna yang memiliki kesadaran tinggi terkait kawasan TOD.
Dalam merancang aplikasi TODerse, digunakan metode waterfall yang merupakan salah satu metode pendekatan terhadap Software Development Life Cycle (SLDC). Melalui metode ini, sebuah aplikasi dapat langsung merilis seluruh fitur yang ada secara langsung saat aplikasi sudah berjalan secara fungsional.
Metode waterfall ini tergolong dari requirement (tahapan pemenuhan kebutuhan, dengan mengumpulkan informasi terkait data dan keperluan aplikasi).
Kedua, design (tahap perancangan berbagai data yang telah didapat pada tahap sebelumnya).
Ketiga, implementation (tahapan membuat software TODerse, seperti tahap programming dan dokumentasi program).