5 Sikap P2G Terhadap Tidak Wajibnya Ekskul Pramuka di Sekolah
Iman menjelaskan, kegiatan ekskul tertentu masih diasosiasikan dengan kekerasan, senioritas sehingga peserta didik sebenarnya tidak tertarik mengikutinya.
Kalau sekolah / madrasah sudah mampu menciptakan kegiatan Pramuka yang gembira, humanis, dan menantang jauh dari kekerasan dan senioritas, tentu siswa akan tertarik mengikutinya.
"P2G yakin kalau Pramuka sudah bertransformasi menjadi ekskul yang fun, menarik, egaliter, antibullying, maka para siswa pasti akan berbondong-bondong ingin masuk Pramuka. Tanpa diwajibkan negara sekalipun," lanjut guru honorer ini.
5. P2G meyakini keberadaan setiap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah/madrasah adalah sangat urgen dan vital. Bertujuan untuk memfasilitasi dan menggali minat, bakat, dan potensi siswa di bidang apa pun. Seperti kepanduan, kepaskibraan, lingkungan hidup, kesehatan, olahraga, seni, budaya, penelitian, digital, dan sebagainya.
Guru, orang tua, dan masyarakat mesti menyadari kembali bahwa kegiatan pembelajaran melalui ekstrakurikuler sebagai wahana strategis untuk membentuk karakter Pancasila bagi para peserta didik dengan pilihan yang rupa warna, ada Pramuka, Paskibraka, pecinta alam, UKS, KIR, PMR, olahraga, teater, digital, seni budaya, dan sebagainya.
"Sekolah harus mampu mendesain kegiatan ekstrakurikuler yang menarik, bermanfaat, menggembirakan, dan antikekerasan dalam bentuk apa pun," pungkas Iman Z. Haeri. (esy/jpnn)