62 RW di Tambora Berstatus Rawan Kebakaran
Rabu, 22 Juni 2011 – 21:18 WIB
Kondisi tersebut, menurut Isnawa, meliputi (unsur) antara lain kerapatan hunian, kumuh, serta bangunan rumah dari kayu. Faktor rawan kebakaran, di antaranya penduduknya overload, lahannya terbatas, akses jalan sempit.
Namun faktor utama penyebab kebakaran, diakui adalah korsleting listrik akibat instalasi yang tidak standar. Masih banyak bangunan tahun 70-an, dengan instalasi listrik yang tidak pernah diganti. Kabel-kabel yang lapuk dan usang, dibiarkan menerima tegangan listrik yang dua kali lebih besar. Sebab, instalasi listrik itu sebenarnya untuk kapasitas daya 110 volt, namun masih dipakai menanggung daya 220 volt.
Belum lagi instalasi listrik yang semrawut dengan koneksi sembarangan. Isnawa menggambarkan, sebuah stop kontak dengan kabel kecil digunakan untuk menghidupkan teko pemanas air, memutar DVD, televisi, kipas angin, sampai menyeterika. Sementara kebanyakan stop kontak warga tidak ber-SNI yang isolatornya mudah meleleh karena panas.