85 Persen Anggaran Kementan Kini Dialokasikan untuk Petani
jpnn.com, YOGYAKARTA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengaku siap melakukan berbagai terobosan demi mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia 2045 mendatang.
Di antaranya, mengubah kebijakan terkait anggaran di Kementan. Bila sebelumnya mayoritas dialokasikan untuk keperluan internal, diubah untuk meningkatkan hasil pertanian rakyat.
"Biaya perjalanan dinas kami kurangi, biaya seminar kami kurangi. (Uangnya) untuk membeli bibit unggul yang hasil produksinya dapat mencapai 10 ton/hektare. Kami belikan bibit untuk tiga juta hektare," ujar Amran saat memberi kuliah umum di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) DI Yogyakarta, Senin (12/3).
Menurut Amran, uang untuk seminar ketika dialihkan membeli bibit hasilnya jauh lebih bermanfaat. Karena itu, anggaran Kementan pada 2018 yang mencapai Rp 12 triliun, 85 persennya kini dialokasikan untuk petani.
Kebijakan lain, Amran juga mengaku membenahi sumber daya manusia (SDM). Upaya yang dilakukan antara lain, memperkenankan KPK menyadap pejabat di Kementan dan memecat oknum yang terbukti rasuah.
"Ini lelang jabatan yang demosi, mutasi, pecat, 1.295 (orang). Tambah satu kemarin. (Total) ada 1.296 (pejabat) sampai hari ini," katanya.
Amran juga pernah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke kantor Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sidak dilakukan dengan gaya seadanya tanpa pengawalan.
Di lokasi, Amran mendapati ada oknum setempat 'bermain' dengan importir, agar proses pengecekan berlangsung cepat. Akhirnya tanpa menunggu waktu lama, Amran memerintahkan pimpinan karantina setempat memecat oknum pegawai tersebut.