95 Persen Orang Tua dan Guru Ingin Pembelajaran Tatap Muka
Hanya 1 dari 4 guru menggunakan kurikulum darurat (khusus) yang dianjurkan oleh Kemendikbudristek.
Tiga dari empat guru mengharapkan pengembangan skill profesional tentang Strategi, Metode dan Model Pembelajaran campuran (Blended Learning).
“Apa yang didapat dari survei ini, kami memberikan tiga rekomendasi. Yang pertama adalah memberikan pemahaman kepada guru, untuk lebih fokus membangun pondasi kecakapan guru di masa kurikulum darurat ini,” kata Ari.
Rekomendasi kedua adalah dampingi kepala sekolah dalam menerapkan pemenuhan kesiapan PTM terbatas, termasuk hal-hal yang diwajibkan Kemendikbudristek.
“Salah satunya membantu kesulitan yang dihadapi kepala sekolah, aktifkan Satgas Covid-19 di sekolah, dan juga melibatkan partisipasi masyarakat,” tambahnya.
Ketiga adalah rekomendasi jangka panjang dengan memperluas bimbingan teknis kepada guru, dengan menggunakan metode pembelajaran campuran.
“Tugas Tanoto Foundation untuk membantu bapak ibu semua dalam menghasilkan pembelajaran yang lebih berkualitas di masa saat ini. Kita perlu berkolaborasi menghasilkan sesuatu yang dapat mendukung anak-anak dalam belajar,” tegasnya.
Sementara itu, Lailatul Machfudhotin, Analis Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, Direktorat Pendidikan Dasar Kemendikbudristek mengatakan sebelum pelaksanaan sekolah tatap muka secara terbatas dilakukan, semua pihak harus mengedepankan prinsip-prinsip kehati-hatian.
Dalam pelaksanaan PTM terbatas acuannya ada dua yaitu SKB empat Menteri dan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri), PTM terbatas dapat dilakukan di daerah yang menerapkan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1 hingga 3.