96 Persen RS di Jatim Belum Akreditasi Baru
Minggu, 11 Januari 2015 – 03:40 WIB
Elemen tersebut, antara lain, pelayanan dasar, mutu keselamatan pasien, rekam medis, serta keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Jika yang dasar saja tidak lulus, rumah sakit tersebut tidak akan diakreditasi.
Dodo menegaskan, persiapan akreditasi memang tidak mudah. Rumah sakit harus mempraktikkan langsung di lapangan. Jika sudah sukses, baru direktur rumah sakit membakukannya. Dia menargetkan, tahun ini 30 persen rumah sakit bisa terakreditasi. Terutama yang akreditasi model lamanya hampir habis. Misalnya, RS Syaiful Anwar Malang yang akan menjalani tes akreditasi pada Februari dan RS Haji pada April mendatang.
Menurut dia, banyak rumah sakit yang kini terus berbenah. Bahkan, ada yang magang di RSUD dr Soetomo. Rumah sakit rujukan nasional itu memfasilitasi mereka yang akan belajar. Dodo menambahkan, kebutuhan akreditasi tersebut selaras dengan bergabungnya rumah sakit menjadi anggota BPJS. Rumah sakit dituntut siap. ''Diharapkan, pada 2015, seratus rumah sakit bisa terakreditasi dan bisa tuntas pada 2019. Berbarengan dengan batas maksimal seluruh warga Indonesia menjadi peserta BPJS,'' ungkap Dodo. (nir/c5/ayi)