99 pCt v 1 pCt
Oleh: Dahlan IskanIni sama sulitnya dengan menganalisis peristiwa di dalam negeri ini: mengapa Novel Baswedan dkk beneran ditarik ke Polri. Mengapa pula atasan tertinggi mereka di KPK, Firli Burli, juga ditarik kembali ke Polri –dua hari lalu.
Kini atasan yang mereka protes itu dan para bawahan yang memprotes itu, sama-sama ada di Polri.
Yang terjadi di Tiongkok juga rumit. Masalahnya menyangkut filsafat negara yang sangat mendasar: tujuan bernegara. Tegasnya: untuk apa negara ada.
Tujuan bernegara itu, di sana, dirumuskan dalam dua kata: Mimpi Tiongkok. Seperti yang dilontarkan Presiden Xi Jinping di awal jabatannya dulu.
Namun, apa itu Zhong Meng, tidak segera jelas. Xi Jinping masih memprioritaskan dulu terwujudnya dasar-dasar untuk bisa melahirkan mimpi itu.
Sampai sekarang banyak yang mengira tujuan Tiongkok ialah ini: untuk menjadi negara superpower nomor 1 di dunia. Mengalahkan Amerika. Dan itu kian dekat. Diperkirakan akan terjadi di sekitar tahun 2030.
Baru dua-tiga bukan terakhir saya mendapat bocoran lebih jelas. Ternyata tujuan Tiongkok lebih jauh dari itu.
Menjadi nomor 1 itu hanya hasil sampingan. Tujuan utamanya ialah Mimpi Tiongkok: sejahtera dan harmoni.