Abdul Nasir dan Ahmad Sodiq, Kisah Dua Tukang Koran yang Segera Naik Haji
Nasir dari rumahnya mengendarai sepeda motor ke Demak. Jaraknya sekitar sepuluh kilometer. Sepeda motornya kemudian dititipkan. Nasir lantas naik bus dan turun di Terminal Lasem.
Begitu mendengar azan zuhur, Nasir pergi ke masjid terdekat. Biasanya di selatan Terminal Lasem. Usai salat zuhur, dia kembali pulang naik bus. Sampai di rumah lagi sekitar pukul 16.00.
Nasir menepati janjinya ketika melamar istrinya Khomsatun. Setelah menikah, dia mempunyai kebiasaan yang luar biasa. Yakni, ziarah ke makam Sunan Kalijaga Demak setiap malam Jumat.
Dia selalu mengajak istrinya setelah mengajar mengaji. Biasanya mereka berangkat sekitar pukul 21.00 dengan naik sepeda motor.
Jarak yang ditempuh Abdul Nasir bersama istrinya sekitar 15 kilometer. Mereka baru pulang dari ziarah setelah melewati tengah malam. Itu dilakukan setiap malam Jumat tanpa target apa-apa.
Empat tahun usai dinikahi, dia memberangkatkan ibu dan istrinya ke Tanah Suci. Bapak tiga anak ini masih ingat betul ongkos haji 1997 itu sebesar Rp 7.550.00.
Usai berangkat haji ini, sedikit demi sedikit dia menyisihkan uang untuk membeli tanah. Hasilnya saat ini Nasir memiliki sekitar tiga hektare sawah yang disewakan. Dalam setahun, dia mendapatkan uang sekitar Rp 40 juta dari tanah yang disewakannya.
Selain bisa membeli tanah dan memberangkatkan haji ibu serta istrinya, Nasir juga mampu menyekolahkan dua anaknya hingga perguruan tinggi. Anak pertamanya kini semester VII.