Ahlulbait Indonesia Gelar Muktamar IV, Dorong Perkuat Budaya dan Satukan Umat
Dia juga minta agar nilai-nilai itu disosialisasikan dengan prinsip kearifan lokal dan memperkuat kerja sama dengan organisasi lain untuk melestarikan budaya tersebut.
Sementara itu, dalam sesi seminar, peneliti BRIN, Prof Ahmad Najib Burhani mengupas peran budaya dalam membentuk identitas dan keberlanjutan ormas.
Dia membandingkan ormas-ormas besar seperti NU, Muhammadiyah, ABI, dan IJABI.
Menurutnya, meski terdapat perbedaan, semua ormas ini memiliki irisan budaya yang memperkuat keberlanjutan mereka.
“Ilmu pengetahuan adalah budaya. Dalam tradisi Syiah, sains, dan inovasi menjadi bagian kuat dari identitas budaya yang bisa diterima luas di masyarakat tanpa kontroversi berlebihan,” jelas Prof. Najib.
Di sisi lain, anggota Dewan Syuro ABI, Ustaz Musa Kazim menyoroti peran positif komunitas Syiah di Indonesia.
“Kecintaan kepada Ahlulbait menjadi penggerak utama budaya Syiah. Manifestasinya terlihat dalam tradisi wirid, tawasul, dan kontribusi nyata dalam kehidupan bermasyarakat,” ujarnya.
Ustaz Musa juga menegaskan bahwa ABI telah membuktikan kemampuannya hidup berdampingan dengan berbagai golongan keagamaan di Indonesia, baik Sunni, Syiah, maupun Muhammadiyah.(mcr8/jpnn)