Ahok dan Konspirasi Banjir Jakarta
Ahok menengarai ada sabotase karena dia pernah mengalami kejadian matinya PLN yang mengakibatkan Waduk Pluit banjir pada Februari 2015 lalu.
Saat itu, ada seorang oknum yang lantas menawarkan agar Ahok menerbitkan status siaga darurat banjir demi meraup uang dari pemerintah pusat.
”PLN matikan lampu di Waduk Pluit tahun lalu. Langsung minta saya keluarkan siaga darurat banjir. Pusat bisa keluarin duit Rp 50-an miliar itu. Saya bilang enggak mau, enggak jelas, enggak bisa,” papar Ahok juga.
Ketika itu Istana Negara-pun ikut tergenang. Ahok santai saja tak menggubris. Dengan nada bercanda, Ahok menyatakan Presiden Jokowi sedang di luar negeri, jadi tak perlu siaga darurat banjir. ”Mungkin gara-gara itu mereka agak kurang senang ke saya. Tapi biarin saja,” papar suami Veronica Tan itu.
Informasi terbaru, beberapa hari lalu, Ahok mendapat laporan kabar yang beredar kalau Hari Raya Imlek yang jatuh pada Senin (8/2) lalu akan menjadi puncak banjir di Ibu Kota. Tapi nyatanya, tak ada banjir.
”Seperti kemarin laporannya, puncak banjir di Jakarta saat Imlek. Kira-kira begitu kan? Imlek lewat kagak banjir kan. Sekarang ada komentar lain lagi. Akan banjir, minggu kedua, minggu keempat Februari. Ini mau sabotase atau mau apa ini? Tolong lurah perhatikan ini (penanganan banjir),” cetus Ahok juga.
Bukan hanya itu saja, Ahok menjelaskan di Balai Kota, beberapa rambu lalu lintas juga sering mati gara-gara kabelnya dipotong, entah siapa yang memotong.
”Kita enggak tahu, apa orang dalam atau apa. Sama seperti kasus Semanggi-Gatot Subroto, dulu sempat hujan besar, kerendam itu, ternyata semua tali air (jalur air genangan jalan untuk masuk got) ditutupi bata,” ungkapnya juga. (wok/dil/jpnn)