Airlangga: Upaya Mendukung Ketahanan Pangan Harus Beriorientasi Aksi dan Bisa Diimplementasikan
“Yang terpenting adalah upaya yang dilakukan harus berorientasi aksi, dan bisa diimplementasikan," kata menteri Koordinator Perekonomian RI, itu.
Bustanil Arifin menyoroti bahwa selama pandemi Covid- 19, pertanian menjadi bantalan resesi ekonomi bagi Indonesia.
“Pertumbuhan sektor pertanian 1,75 persen pada 2020 meskipun lebih rendah dari 3,61 persen tahun 2019 tetapi jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi makro yang terkontraksi atau minus 2,07 persen pada 2020,“ kata guru besar ilmu ekonomi pertanian Unila itu.
Oleh karena itu, Bustanil mengatakan bahwa selama selama pandemi Covid-19, pemulihan perekonomian nasional harus terus dikawal dan dikendalikan. Hal ini mengingat dampaknya pada kehatanan pangan dan kehidupan menjadi serius.
Fransiscus Welirang menyampaikan terkait persoalan ketahanan pangan ini adalah selain dampak dari Covid-19, penting juga untuk diperhatikan adanya perubahan iklim. “Perubahan iklim ini sangat berpengaruh terhadap semua aspek food system," ujar Franciscus.
Pengaruh perubahan iklim terhadap food system yang dia maksud adalah produksi dan ketersediaan pangan akan berkurang karena cuaca ekstrem menyebabkan hasil panen menjadi kurang.
Kemudian, akses terhadap pangan akibat kenaikan harga (karena produksi turun) dan penurunan pendapatan karena gagal panen. Berikutnya, kualitas produksi pangan karena adanya kenaikan kandungan CO2 mengurangi kandungan nutrisi pada pangan. Serta cuaca ekstrem berpotensi meningkatkan (makanan terbuang dan mejadi sampah) food waste & loss.
Oleh karena itu, pria yang karib disapa Franky ini mengusulkan sebuah solusi dalam mengatasi perubahan iklim ini melalui pemilihan bibit yang tepat.