Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Aisha Kadhafi, 'Claudia Schiffer' dari Libya

Kamis, 31 Maret 2011 – 09:00 WIB
Aisha Kadhafi, 'Claudia Schiffer' dari Libya - JPNN.COM
Aisha Kadhafi, 'Claudia Schiffer' dari Libya
Selain untuk menyemangati para pendukung sang ayah, yang mendorong Aisha untuk turun ke tengah-tengah pendukung sang ayah adalah kabar kematian adiknya, Khamis. Meski kabar tersebut dibantah televisi pemerintah yang menayangkan Khamis di tengah lautan pendukung Kadhafi dua hari lalu, kebencian Aisha kepada negara-negara Barat semakin menggelora.

 

Sebab, pada 1986, dia kehilangan sang adik, Hanan, karena pengeboman udara oleh AS. "Saya bangun dan menjerit-jerit sebisanya begitu melihat dia meninggal. Darah ada di sekujur tubuh saya," ungkapnya kepada Daily Telegraph ketika itu.

 

Kabarnya, Aisha memang diminta sang ayah untuk turun ke jalan guna menyemangati para pendukung dan pasukan pro pemerintah. Entah benar berpengaruh atau tidak, yang pasti, berbarengan dengan aksi jalanan Aisha itu, pasukan pro-Kadhafi berhasil memukul mundur kubu pemberontak dari Ras Lanuf. Ras Lanuf merupakan kota minyak penting di 320 kilometer sebelah timur Tripoli yang baru tiga hari lalu dikuasai pemberontak atas bantuan gempuran udara pasukan koalisi.

 

"Kadhafi menghajar kami dengan roket-roket besar. Dia telah memasuki Ras Lanuf," kata Faraj Muftah, salah seorang anggota pasukan anti-Kadhafi, kepada Daily Mail.

 

Dia mendukung penuh IRA (Tentara Republik Irlandia) yang oleh Inggris dan banyak negara dicap teroris. Dia juga menjadi pengacara mantan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News