Aisha Kadhafi, 'Claudia Schiffer' dari Libya
Kamis, 31 Maret 2011 – 09:00 WIB
Pasukan koalisi sebenarnya juga terus membombardir basis-basis pertahanan pro-Kadhafi. Tapi, tampaknya, hal itu tak begitu berarti dalam upaya melemahkan kekuatan para pendukung sang kolonel.
Terpukulnya pemberontak tersebut merupakan setback atas keberhasilan menguasai kota-kota di bagian timur Libya selama tiga hari ini. Mungkin karena itu pula koalisi semakin serius mempertimbangkan pernyataan Presiden AS Barack Obama untuk mempersenjatai pasukan pemberontak.
"Kami memang belum memutuskan (ide mempersenjatai pemberontak) itu. Tapi, kami juga belum sepenuhnya menghapus kemungkinan tersebut," kata Susan Rice, duta besar AS untuk PBB.