Akhirnya Publik Tahu Mana Lembaga Survei Kredibel
"Ini membuktikan, siapa yang abal-abal dan kredibel," kata dia.
Publik pun, pada akhirnya mengetahui lembaga survei mana yang menggadaikan kaidah ilmiah demi sebuah kepentingan politik atau iming-iming fulus dan lembaga yang taat terhadap kaidah ilmiah dalam surveinya.
"Jadi mana survei yang dikerjakan secara asal-asalan apalagi oleh lembaga jajak pendapat abal-abal, akhirnya diketahui sudah,"kata Ari.
Bila survei dikerjakan dengan benar, sesuai kaidah ilmiah, prediksinya akan mendekati kebenaran. Charta misalnya, memprediksikan keunggulan Jokowi-JK selisihnya antara rentang 4-8 persen, kini jadi kenyataan. Pun hasil quick count, diluar lembaga yang memenangkan Prabowo-Hatta, hasilnya tak jauh berbeda dengan hasil real count KPU.
Seperti diketahui, pada 8 Juli 2014, sehari menjelang pemilihan Presiden, Charta Politika, melansir survei terbarunya. Dalam sigi terbarunya, Charta memprediksikan Jokowi-Jusuf Kalla, bakal memenangi pemilihan Presiden. Saat itu, Direktur Charta Politika, Yunarto Wijaya memperkirakan Jokowi-JK bakal unggul dengan selisih 4 hingga 8 persen.
Dalam hasil surveinya, Charta mencatatkan elektabilitas Jokowi-JK mencapai 49,2 persen. Sementara Prabowo-Hatta hanya 45,1 persen. Sisanya 5,7 persen belum menentukan pilihan atau menjawab tidak tahu. Maka, jika prediksi Jokowi unggul dengan selisih 4 persen, hasil akhir kemungkinan 53 persenan. Prediksi itu, makin mendekati kenyataan.
Prediksi Charta pun tak meleset, Jokowi-JK keluar jadi pemenang. Apalagi kemudian dikuatkan dengan hasil quick count yang dilansir beberapa lembaga survei. Meski ada beberapa lembaga yang mengeluarkan hasil berbeda. Tapi, secara sebagian besar lembaga survei haqul yakin, Jokowi-JK bakal menang. (awa/jpnn)